Tampilkan postingan dengan label Tobacco. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tobacco. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 Oktober 2015

DJARUM Indonesia Brands

Djarum is an Indonesian kretek (clove cigarette) brand/manufacturer founded in April 21, 1951 by Oei Wie Gwan in Kudus,Central Java.

History

In 1951, Oei Wie Gwan, an ethnic Chinese businessman, bought a nearly defunct cigarette company in KudusCentral Java known as NV Murup. The brand was called Djarum Gramofon which means 'gramophone needle' he shortened it into Djarum which only means needle. The company's first brand was 'Djarum'. The company was nearly extinct when in 1963 a huge fire destroyed the company's factory which was followed by the death of Oei Wie Gwan. Nevertheless, the new owners - Oei Wie Gwan's children, Budi and Bambang Hartono, took the opportunity to rebuild the company.

Their products are hand-rolled or machine-rolled kretek, both are popular and produced in large quantities. The classic hand-rolled kretek continues to be made by Djarum using age-old methods of manual rolling by their skilled laborers. While their machine-rolled kretek, introduced in early 1970, manufactured in a fully automated process using high-tech machinery.[5]

Come to the mid-1970s The R&D department invented Djarum Special, which first hit the market in 1976, followed in 1981 by Djarum Super.[6]

While the domestic market for their kretek was large, in 1972 they began exporting handrolled kretek to tobacco retailers around the world, from Japan to the Netherlands and the United States.[7] Budi and Bambang Hartono diversified the company's activities outside of cigarette manufacturing.

After the 1997 Asian financial crisis, the company became a part of a consortium which bought Bank Central Asia (BCA) from BPPN, BCA is the largest private bank in Indonesia and was formerly a part of the Salim Group. Presently the majority stake of the bank (51%) is controlled by Djarum.[8] In 2004 the Djarum Group acquired a 30 year BOT contract from the government to develop and renovate Hotel Indonesia in Jakarta under the Grand Indonesia superblock project.

The Djarum badminton club (PB Djarum) was founded in 1974 by company CEO Budi Hartono. Its players such as Liem Swie King and Alan Budikusuma have won numerous championships for Indonesia.

Since the ban in 2009 on flavored cigarettes in the United States, Djarum's clove products are now marketed as "filtered cigars" and are wrapped in tobacco leaf instead of black paper. The tobacco is air-cured, and they are packaged in boxes of 12 instead of 20.[9]

Product

Djarum Black cigarettes

Domestic

1. Clavo
2. Clavo Premio Filter
3. Djarum Black
4. Djarum Black Cappuccino
5. Djarum Black Menthol
6. Djarum Black Mild
7. Djarum Cigarillos
8. Djarum Coklat
9. Djarum Coklat Extra
10. Djarum Coklat Filter
11. Djarum Istimewa
12. Djarum Istimewa Filter
13. Djarum 76
14. Djarum 76 Filter Gold
15. Djarum Super
16. Djarum Super Mild
17. Dos Hermanos
18. Gold Seal
19. L.A. Lights
20. L.A. Lights Menthol
21. L.A. Ice
22. L.A. Fire Freeze

International

A pack of twelve Djarum Black Cherry clove filtered cigars from the United States.

1. Djarum Bali Hai
2. Djarum Black
3. Djarum Black Bliss
4. Djarum Black Cherry
5. Djarum Black Menthol Supersmooth
6. Djarum Black Supersmooth
7. Djarum Black Vanilla
8. Djarum Cherry
9. Djarum Menthol
10. Djarum Mild
11. Djarum Special
12. Djarum Splash
13. Djarum Super
14. Djarum Vanilla
15. Gold Seal
16. LA Lights
17. LA Menthol Lights
18. Spice Island

Discontinued brands

1. Djarum Classic (Defunct)
2. Djarum Filter (Defunct)
3. Djarum Merdeka (Defunct)
4. The President (Defunct)
5. Djarum Super CS (Defunct)
6. Djarum Super Mezzo (Defunct)
7. Djarum Black Tea (Defunct)
8. Djarum Black Slimz (Defunct)
9. Inspiro (Defunct)
10. Filtra 100s (Defunct)
11. Zamrud Mild

Senin, 14 September 2015

Produk Inti Terkini SAMPOERNA

Sampoerna dan afiliasinya memproduksi, memasarkan, dan mendistribusikan rokok di Indonesia, yang meliputi sigaret kretek tangan (SKT) dan sigaret kretek mesin(SKM). Sampoerna juga mendistribusikan produk PT Philip Morris Indonesia (PMID), Marlboro, di Indonesia. Rokok kretek menguasai sekitar 92% pasar rokok di Indonesia. Di antara merek rokok kretek Sampoerna adalah Dji Sam Soe, A mild, Sampoerna Kretek, dan U Mild

Berkat fokus dan investasi pada portofolio merek, pada tahun 2013, kelompok merek inti perusahaan berhasil mempertahankan posisi pada 10 merek rokok teratas di Indonesia, dan kami berhasil mendongkrak pangsa pasar hingga mencapai 36,1%. Kelompok merek inti tersebut adalah A Mild, Dji Sam Soe, Marlboro, Sampoerna Kretek dan U Mild.
A-mild
Sampoerna A

Keluarga Sampoerna A terdiri dari varian-varian SKM, yang meliputi merek A Mild. A Mild diluncurkan oleh Sampoerna pada tahun 1989 dan merupakan pionir produk rokok kategori LTLN (rendah tar rendah nikotin) di Indonesia. Pada tahun 2013, A Mild tetap mempertahankan posisi sebagai merek rokok dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia*.
Djisamsoe
Dji Sam Soe

Dji Sam Soe merupakan SKT pertama yang diproduksi oleh Handel Maatstchapijj Liem Seeng Tee, yang kemudian menjadi Hajaya Mandala Sampoerna. Dji Sam Soe hingga saat ini diproduksi dengan tangan di 5 fasilitas produksi Sampoerna dan 38 fasilitas produksi milik Mitra Produksi Sigaret (MPS) di sekitar pulau Jawa. Bentuk dan desain kemasan Dji Sam Soe tidak pernah berubah sejak tahun 1913 atau selama lebih dari 100 tahun. Dji Sam Soe diposisikan sebagai kretek premium di Indonesia dan sampai saat ini tetap menjadi pemimpin di segmen SKT.

Varian Dji Sam Soe meliputi segmen SKT dan SKM. Dji Sam Soe Filter, Dji Sam Soe Magnum Filter, dan Dji Sam Soe Magnum Blue yang baru diluncurkan pada awal tahun 2014, merupakan bagian dari segmen SKM.  Sedangkan Dji Sam Soe Kretek dan Dji Sam Soe Super Premium merupakan bagian dari segmen SKT. 
Logo SAH 2014
Sampoerna  Kretek

Sampoerna Kretek adalah sigaret kretek tangan yang diproduksi pertama kali pada tahun 1968 di Denpasar, Bali, oleh Aga Sampoerna, generasi kedua keluarga Sampoerna. Dengan menggabungkan tembakau dan cengkeh berkualitas, Sampoerna Kretek berhasil menjadi sigaret kretek tangan terbaik di kelasnya.

U-mild
U Mild
U Mild diluncurkan pada tahun 2005 sebagai bagian dari portofolio produk LTLN Sampoerna bersama dengan A Mild. Pertumbuhan volume penjualan U Mild terus meningkat sejak diluncurkannya, mencapai 35,6% pada tahun 2013.

 












Marlboro
Marlboro diluncurkan di Indonesia pada tahun 1984 oleh PMID dan merupakan salah satu merek internasional terbesar di pasaran. Sampoerna mendistribusikan Marlboro di Indonesia. Saat ini terdapat lima varian Marlboro yang terdiri dari Marlboro Red, Marlboro Lights, Marlboro Black Menthol, dan Marlboro Lights Menthol, dan Marlboro Ice Blast.
*Data berdasarkan Nielsen Retail Audit Results 2013

Jumat, 28 Agustus 2015

Rokok Kretek dari Sudut Pandang Peneliti

Argumen yang diungkapkan sejumlah pihak terkait Industri Hasil Tembakau (IHT) dinilai salah kaprah dan hanya berdasarkan emosi belaka. Sebab, berbagai pandangan negatif dan argumentasi itu tidak berdasar.

Peneliti Pusat Studi Kretek Indonesia (Puskindo) Universitas Muria Kudus (UMK), Zamhuri mengatakan, argumentasi terhadap kretek hanya berbasis stigma negatif dan emosi. “Dalam kalimat ‘merokok membunuhmu’, sangat tidak beralasan. Kalau gara-gara merokok bisa membunuh, maka sudah jutaan orang yang mati karena kretek (rokok),’’ kata Zamhuri dalam siaran persnya yang diterima Metrotvnews.com, Minggu (26/4/2015).

Zamhuri mengemukakan, argumentasi bahwa merokok dekat dengan narkoba tidak ada dasarnya. ‘’Banyak tokoh agama perokok. Tetapi, apakah mereka yang merokok itu lantas menjadi pecandu narkoba atau bahkan menjadi pengedar narkoba?’’ tegasnya dengan nada tanya.

Menurutnya, aturan soal Kawasan Tanpa Rokok (KTR), pembatasan produksi dan iklan, adanya kenaikan cukai setiap tahun yang memberatkan, hingga soal pemasangan gambar menakutkan dalam kemasan, menyudutkan IHT.

“Kesalahan dalam memandang IHT mestinya tidak berkepanjangan. IHT merupakan temuan anak bangsa dan produk asli Indonesia,” katanya.

Sebelumnya, peneliti kretek dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ghifari Yuristiadhi mengatakan, kretek mengandung nilai kepusakaan, tidak hanya aspek kesehatan.

‘’Kepusakaan kretek betul-betul memenuhi semua unsur yang menjadi standar warisan budaya tak benda Indonesia, bahkan dunia. Sangat mungkin kretek menjadi warisan dan pusaka nusantara tak benda,’’ ungkapnya.

Aktivis Indonesia Berdikari, Puthut EA mengatakan, jika kebudayaan itu adalah sistem pengetahuan, organisasi sosial, teknologi, penciptaan, sistem religi, inovasi, replikasi, dan lainya, itu semua bisa dipenuhi kretek. “Maka kretek layak jadi pusaka nusantara,” katanya.

Menurutnya, proses penciptaan yang kontroversial tidak bisa membatalkan seluruh eksperimen. ‘’Kalau segala hal yang kontroversial dibatalkan, maka kebudayaan di seluruh dunia tidak akan berkembang. Penciptaan teknologi pembuatan kapal, kompas, pesawat terbang, itu kontroversial. Tetapi yang kontroversi itu tidak boleh membatalkan seluruh eksperimen. Kalau semua yang kontroversial dibatalkan, maka kehidupan akan statis,’’ ujarnya.

Sumber: Metrotvnews, 26 April 2015

Jumat, 14 Agustus 2015

Kendala Pengembangan Tembakau Virginia FCV di Indonesia


Tembakau Virginia Flue Cured atau dikenal dengan tembakau FCV adalah tembakau kualitas dunia yang sangat diperlukan dalam industri rokok putih maupun rokok kretek. Tak heran bila tembakau FCV menjadi primadona atau andalan suatu negara bila bisa berhasil mengembangkan tembakau jenis ini. Disebut sebagai Flue Cured karena proses pengolahannya yang menggunakan aliran udara panas di dalam oven (curing-barn) dan menghasilkan kerosok yang berwarna lemon atau orange. 
Indonesia merupakan salah satu penghasil tembakau FCV terbesar di dunia setelah Zimbabwe dan China dan kualitas tembakau FCV di Indonesia mendapat peringkat kedua setelah Brazil. Budidaya tembakau FCV di Indonesia dikembangkan di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pengembangan FCV di Indonesia tentunya mempunyai potensi yang sangat besar terutama pada masa seperti sekarang ini dimana kita harus menggenjot ekspor ke luar negeri melalui produk tembakau FCV ini. Namun saat ini, pengembangan tembakau FCV tidak seperti dulu, petani tembakau sudah mulai berkurang. 

Kendala pengembangan tembakau Virginia FC di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Krisis Energi.
Untuk menciptakan tembakau dengan kualitas tinggi tentu membutuhkan biaya besar terutama bahan bakar dalam pengovenan tembakau FCV. 
a. Minyak tanah.
Sebelum subsidi minyak tanah dicabut pemerintah pada tahun 2010, masyarakat Lombok menggunakan minyak tanah dalam pengovenan tembakau. Namun, saat ini petani Lombok kesulitan dalam mencari bahan bakar untuk oven tembakau. 
b. Batu Bara
Tahun 2010, pemerintah mengusulkan kepada petani untuk menggunakan batu bara, namun kenyataan yang terjadi adalah kualitas batu bara yang diterima petani kurang bagus dan residu yang dihasilkan dari batu bara akan mempengaruhi kualitas tembakau. Selain itu, perlu biaya besar untuk modifikasi curing barn tembakau. Batu bara sudah ditinggalkan petani dalam pengovenan tembakau FCV. Pernah juga diuji coba menggunakan LPG, namun mengalami kegagalan karena suhu yang dihasilkan untuk standart pengovenan tembakau tidak bisa tercapai
c. Biomass
Saat ini petani tembakau menggunakan cangkang kemiri, kulit kelapa dan kayu bakar. Petani mulai "nyaman" menggunakan ini karena biaya murah dan mudah didapatkan karena banyak pengusaha yang mendatangkan cangkang kemiri dan kulit kelapa dari luar pulau. Untuk kayu bakar sangat bagus dipakai dalam pengovenan tembakau. Namun, bila hal ini dibiarkan maka pulau Lombok akan gundul dan parahnya kita akan kesulitan menemukan pohon di Lombok. Oleh sebab itu, pemerintah, pengusaha dan petani harus segera melakukan reforestation atau membuat hutan buatan secara berkesinambungan.

2. Kemitraan petani berkelanjutan.
Dalam pola kemitraan perusahaan bermitra dengan petani tembakau, sedangkan peran pemerintah sebagai fasilitator dan mediator. Kemitraan tersebut merupakan kerjasama yang saling menguntungkan dan saling memberdayakan antara para pihak yang bermitra. Kemitraan antara petani dan pengusaha seharusnya tidak hanya di tembakau saja, bisa dilanjutkan terus selama periode rotasi tanaman. Sebagai contoh, setelah tembakau, dilanjutkan dengan tanam padi atau jagung dan hasilnya bisa dijual ke perusahaan. Prinsip dasar kemitraan adalah kejujuran dan tanggung jawab agar kemitraan yang dibangun berkelanjutan. Kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa petani sudah diberikan penyuluhan dan kredit usaha dengan harapan hasil tembakaunya bisa dijual ke perusahaan mitra, tetapi hal itu tidak terjadi dan hasil tembakaunya tersebut dijual ke perusahaan lain yang bukan mitra. Bila hal ini terus terjadi maka kemitraan tidak akan berlangsung lama, perusahaan akan merugi dan petani akan kehilangan kepercayaan serta mata pencahariannya.

3. Pemurnian varietas Virginia FC.
Saat ini kita dihadapkan pada situasi dimana terjadi penurunan kualitas dan kuantitas tembakau FCV. Hal ini kemungkinan terjadi akibat kesalahan dalam menentukan varietas yang tepat dalam kondisi cuaca yang tak menentu seperti saat ini. Tembakau FCV adalah tembakau hibrid dimana benih FCV kita impor dan tembakau ditanam di Indonesia dengan iklim tropis. Kita tidak tahu apakah benih tersebut sesuai dengan iklim tropis kita, dan kemungkinan benih tercampur pada saat diterima, hal itu bisa saja terjadi. Oleh sebab itu, perlu penelitian terpadu agar tembakau yang dihasilkan sesuai dengan iklim tropis Indonesia baik itu kualitas maupun kuantitas tembakau.

4. Persaingan harga.
Harga tembakau adalah faktor penting dalam pengembangan tembakau Indonesia. Kendala yang kita hadapi saat ini adalah harga tembakau FCV Indonesia tidak kompetitif dengan harga diluar negeri. Biaya produksi tembakau di Lombok sudah terlalu tinggi sehingga menyebabkan harga tembakau menjadi mahal. Ditambah lagi dengan persaingan harga antar perusahaan tembakau mitra dan non mitra petani untuk memperoleh tembakau yang diinginkan. Bila hal ini terus dibiarkan maka tembakau andalan Indonesia FCV akan tinggal kenangan. Seperti halnya yang sudah terjadi pada tembakau Oriental di Indonesia, klik disini.

5. Peran serta dan dukungan dari Pemerintah.
Tembakau Virginia FC Indonesia merupakan salah satu tembakau yang paling banyak dicari di dunia dimana karakter tembakau FCV Indonesia tidak bisa digantikan oleh negara manapun. Hal ini ditandai dengan spotty side (bintik-bintik kecil pada daun) sebagai tanda tembakau telah masak sempurna dan kadar gula dalam daun tembakau juga tinggi. Dengan keunggulan karakter tembakau FCV Indonesia ini tentu saja bisa memacu ekspor Indonesia ke luar negeri dan tentu saja bisa menambah devisa negara dari pajak ekspor. Oleh sebab itu dukungan dari Pemerintah agar pengembangan tembakau FCV Indonesia bisa berhasil mencapai diatas 40.000 ton seperti dulu lagi.

Senin, 03 Agustus 2015

Prediksi tembakau 2015

Produksi tembakau di tahun ini dipastikan akan menurun drastis. Hal ini disebabkan karena curah hujan yang tinggi pada masa tanam tembakau. Tahun lalu, curah hujan sudah mulai berkurang pada awal bulan Maret hingga Juli sehingga petani serentak mulai tanam pada awal bulan April hingga pertengahan Juni. Sedangkan untuk tahun ini curah hujan berkurang mulai akhir Mei sehingga petani berpikir untuk memundurkan jadwal tanam tembakau mereka. Cuaca berubah drastis pada bulan Juli dimana curah hujan sangat sedikit sedangkan petani masih membutuhkan hujan pada bulan Juli terutama pada area tembakau yang hanya mengandalkan turunnya hujan (sawah tadah hujan).

Tahun ini, penanaman tembakau telah dilakukan pada akhir April hingga Juli. Beruntung bagi petani yang mulai tanam akhir April sampai awal Juni karena masih terkena hujan pada saat tanam tembakau. Sedangkan petani yang tanam bulan Juni sampai akhir Juli akan merasakan kesulitan air karena hampir di semua daerah tidak pernah turun hujan.

Idealnya dalam masa pertumbuhan tembakau, sekitar satu bulan umur tembakau harusnya ada sedikit terkena hujan. Agar bisa tinggi, dan maksimal tumbuhnya harus kena air pada awal tanam tembakau. Tapi ketika menjelang panen, kalau terkena air tembakau akan rusak.

Pada awal bulan Agustus ini, hampir di semua daerah merasakan kekeringan dimana lahan tembakau kesulitan air sehingga banyak sekali tembakau yang sebenarnya sudah berumur 40-50 hari tapi tanaman tidak bisa tinggi.

Hal ini mungkin ada kaitannya dengan fenomena alam El Nino dimana musim kemarau akan dirasakan kering lebih dari biasanya. Seperti dilansir dari SindoNews bahwa dampak fenomena El Nino, yaitu musim kemarau yang lebih kering akan dirasakan pada puncaknya September. Akan tetapi, cuaca kering sudah kita rasakan sekarang ini. Beberapa waduk di NTB dan beberapa wilayah di Jawa sudah kering, petani tembakau hanya bisa pasrah dengan kondisi alam seperti sekarang.

Diprediksi produksi tembakau tahun ini akan turun dimana dalam satu hektar akan menghasilkan 1-1.5 ton kering. Sedangkan tahun sebelumnya, rata-rata petani bisa menghasilkan 1.5-2 ton kering per hektar. Mengenai kualitas tembakau diprediksi akan lebih bagus dibanding tahun sebelumnya bila petani mau berusaha agar pertumbuhan tembakau bisa optimal.

Rabu, 01 April 2015

Sekilas Tembakau Virginia FC di Lombok, NTB Tahun 2014


Untuk meningkatkan keuntungan petani tembakau sejak tahun 1989 pengembangan tembakau virginia dikembangkan degan pola kemitraan.
Dalam pola kemitraan perusahaan bermitra dengan petani tembakau, sedangkan peran pemerintah sebagai fasilitator dan mediator. Kemitraan tersebut merupakan kerjasama yang saling menguntungkan dan saling memberdayakan antra para pihak yang bermitra. Prinsip dasar kemitraan adalah kejujuran dan tanggung jawab agar kemitraan yang dibangun berkelanjutan. Sebagai payung hukum kemitraan tembakau di Nusa Tenggara Barat adalah Perda no.4 tahun 2006 tentang Budidaya dan Kemitraan Perkebunan tembakau virginia di Nusa Tenggara Barat. Pergub. no.2 tahun 2007 tentang Petunjuk pelaksanaan Perda no.4 tahun 2006. Dalam Perda dan Pergub tersebut diatur tentang perizinan bagi perusahaan mitra juga diatur hak dan kewajiban para pihak yang melakukan kemitraan.
Salah satu kewajiban perusahaan mitra adalah melakukan pembinaan yang inten kepada petani mitranya. Oleh karena itu perusahaan mitra juga harus mempunyai paket teknologi baik proses budidaya maupun pengolahan yang harus dituangkan dalam bentuk standar oprasional prosedure (SOP), Paket teknologi tersebut harus ditransfer ke petani mitranya mellalui pelatihan, penyuluhan, pendampingan dan pengawalan oleh perusahaan mitra kepada petani mitranya, oleh karena itu perusahaan mitra harus mempunyai petugas lapanga (PL). Selain itu perusahaa mitra menjamin kepastian pasar kepada petani mitra. Demikian pula petani mitra harus mengikuti SOP dan menjual hasil produksinya kepada perusahaa mitranya. Untuk menjaga kemitraan tersebut antara para pihak yang bermitra juga mempunyai komitmen2 lain yang diikat dalam bentuk MOU yang ditandatangani di depannotaris.
Setelah pengembangan  tembakau tersebut dengan pola kemitraan petani mitra melakukan proses omprongan dan menjual tembakau krosok ke gudang pembelian perusahaan mitranya.
Pengembangan tembakau virginia di Kabupaten Lombok Timur dimulai tahun 1969 dengan pola daun basah hingga tahun 1988. Pola daun basah dimaksud adalah petani memproduksi sampai daun basah tidak melakukan proses pengovenan. Produksi daun basah tersebut dijual ke perusahaan pengelola dan perusahaan yang melakukan proses pengovenan. Perusahaan yang mengawali dalam pembinaan petani adalah PT BAT, PT. FAROKA dan PTP 27.
Potensi areal tembakau virginia FC di Kabupaten Lombok Timur sekitar 26.000 ha. Pada musim tanam 2014 seluas 13.073 hektar dengan jumlah petani penanam sebanyak 11.435 orang. Jumlah petani pengomprong sebanyak 8.873 orang artinya ada 2.562 orang merupakan petani daun basah yang menjual produksi daun basah ke petani pengomprong karena perusahaan hanya membeli daun krosok (hasil omprongan). Areal dan produksi tembakau Lombok Timur sekitar 70% dari luas areal dan produksi tembakau NTB.
Pada saat ini petani sedang melakukan proses omprongan dan penjualan. Berdasarkan hasil pemantauan proses pembelian tembakau krosok di masing2 perusahaan mitra, sd tanggal 20 Oktober 2014 tembakakau krosok Fc ( hasil omprongan ) yang telah dibeli oleh semua perusahaan mitra sebanyak 23.111,85 ton krosok. Proses pembelian masih terus berlangsung sd semua produksi petani habis tererap. Volume pembelian terbanyak berturut-turut sebagai berikut: PT. Ekspor Leaf Indonesia (PT. ELI) 9.790 Ton, PT. Djarum 4.735 ton, PT. AOI 3.544 ton, PT.Sadhana Arifnusa 3.100 ton, PT. IDS 750 Ton, UD. Supianto 380 ton, UD. Jawara 343 ton, CV. Trisnoadi 152 ton, UD. Nyoto Permadi 127 ton, UD.SML 89 TON, UD.Keluarga Sakti 83 ton dan UD. Iswanto 26 ton

Selasa, 02 September 2014

Kertas Rokok ( Cigarette Paper Flavors )


Kertas rokok merupakan bahan pembungkus campuran tembakau yang membentuk batang rokok. Kertas ini terbuat dari selulose dan bisa menggunakan zat tambahan untuk menjaga warna putih, membentuk abu yang baik dan menjaga pembakaran yang baik.

Kertas yang digunakan pada batang rokok biasanya menggunakan kertas khusus, tidak seperti kertas yang ada di pasaran. Biasanya kertas rokok didesain sedemikian rupa untuk mengurangi rasa kasar, panas dan karakter rasa selulosa (cellulosic taste character of cigarettes) pada rokok.

Saat ini sudah ditemukan kertas rokok yang dapat menurunkan kadar nikotin dan tar dalam kandungan satu batang rokok. Pada prinsipnya, kertas rokok ini dilengkapi porforasi (kertas berlubang) dimana lubang berukuran mikro inilah yang menyedot udara luar sehingga kadar tar dan nikotin turun.

Rabu, 27 Agustus 2014

Stem Improvers

Stem biasanya diproses pada line processing yang terpisah. Stem akan dipotong-potong dan diekspansi terlebih dahulu. Proses tersebut dinamakan CRES (Cut Rolled Expanded Stem). Dalam rokok, penambahan stem ini akan menguntungkan karena akan meningkatkan filling power dalam batang rokok sehingga dengan meningkatkan stem yang terkandung dalam rokok, tentu akan mengurangi cost atau biaya yang dikeluarkan dalam produksi rokok. Oleh sebab itu, diperlukan peningkatan kualitas dari stem agar tidak mempengaruhi cita rasa dari rokok itu sendiri.

a. Flavor Enhancers
Memberikan tambahan saos (flavor) stem bertujuan untuk menambah karakter rasa tembakau seperti gurih dan manis.

b. Harshness Reducers
Meningkatkan kandungan stem dalam rokok dapat mengakibatkan berkurangnya cita rasa pada rokok. Hal itu dapat dirasakan pada saat merokok seperti panas, kasar dan rasa selulosa stem pada tenggorokan. Oleh sebab itu dalam penambahan stem pada rokok harus ada batasan tertentu sehingga tidak mengurangi cita rasa dari rokok itu sendiri.

Klasifikasi Rokok Putih Berdasarkan Campuran (Blend) Tembakau

Potensi pasar rokok putih di dunia semakin tinggi walaupun di berbagai negara sudah ada peraturan mengenai larangan merokok di tempat umum. Pertumbuhan pasar rokok putih yang tinggi terdapat di negara-negara Eropa, Timur Tengah dan Asia Pasifik.

Tidak ketinggalan di tanah air kita, seiring dengan munculnya berbagai merk rokok putih yang ada di Indonesia. Walaupun potensi pasar rokok putih di Indonesia kurang, namun hal tersebut dapat membawa dampak negatif bagi masyarakat Indonesia, khususnya petani tembakau.

Berdasarkan campuran tembakau (blend)dan flavour-nya, rokok putih di dunia dapat dibedakan sebagai berikut :
1. American Blend 
    Rokok yang menggunakan American Blend ini pada umumnya High-Medium Impact dan Low-Medium Sugar yang bisa dirasakan oleh perokok profesional. Hal ini karena pengaruh dari campuran tembakau Burley yang terdapat dalam rokok. Dengan penambahan flavor tertentu dapat meningkatkan cita rasa dari rokok ini. 

Regulasi United States FDA melarang tentang penggunaan zat aditif atau rasa alami/buatan yang menciptakan karakteristik rasa dari produk rokok.

Flow chart proses tembakau ini dapat dilihat disini.

2. Virginia Blend
    Rokok yang menggunakan Virginia Blend ini pada umumnya Low-Medium Impact dan High-Medium Sugar  yang bisa dirasakan oleh perokok profesional. Hal ini disebabkan tanpa adanya campuran tembakau Burley pada rokok ini. Biasanya rokok ini hanya menggunakan tembakau Virginia, Oriental dan lain-lain. Dengan penambahan flavor tertentu dapat meningkatkan cita rasa dari rokok ini. 

Regulasi United States FDA melarang tentang penggunaan zat aditif atau rasa alami/buatan yang menciptakan karakteristik rasa dari produk rokok.

Flow chart proses tembakau ini dapat dilihat disini.

3. Specialty Flavors.
    Selain menggunakan campuran tembakau, kualitas dari rokok putih juga ditentukan dari :
b. Reconstituted Tobacco Improvers
c. Filter Flavors

Kamis, 17 Oktober 2013

Karakteristik dan Morfologi Daun Tembakau Oriental

Tembakau Oriental merupakan tembakau yang mempunyai ciri aroma yang khas dibandingkan dengan tembakau lain yang dikembangkan di seluruh dunia. Tembakau Oriental disebut juga sebagai tembakau aromatik karena memiliki aroma khas yaitu harum, gurih dan manis. Pada rokok kretek, tembakau oriental mempunyai peranan penting sebagai bahan racikan rokok kretek karena rokok kretek memiliki karakter "Oriental Nutts" dengan aroma kuat dan menonjol. Berbeda dengan dengan rokok putih yang memiliki karakter "Burley Nutts" yang tidak memiliki aroma khas oriental seperti pada rokok kretek.

Menurut Akehurst (1983), tembakau Oriental sangat cocok ditanam ditanah berpasir sampai liat berkapur dan kandungan bahan organiknya rendah. Pada awal pertumbuhan, tembakau oriental memerlukan cukup hujan dan pada fase selanjutnya memerlukan iklim kering dengan cahaya matahari penuh. Tembakau Oriental memiliki mutu yang bagus apabila ukuran daunnya kecil. Oleh sebab itu, tembakau oriental sangat cocok dibudidayakan pada lahan kritis yang kandungan unsur hara tanah sedikit.
 
Trade Origin Tembakau Oriental : Bulgaria, Greece, Kirgizstan, Lebanon, Macedonia, Serbia, Turkey.
 
Dilihat dari karakter dan morfologi daunnya, tembakau Oriental dapat dibedakan menjadi :
1. Izmir
Varietas Izmir merupakan tembakau yang sangat aromatis dan menjadi standar mutu tembakau oriental klasik di Turki. Karakter Izmir memiliki ukuran daun yang paling kecil dibandingkan dengan varietas oriental lainnya.

2. Basma

 

3. Xanthi Yaka


 4. Samsun


5. Prilep


6. East Tobacco



7. Kurumovgrad

8. Dubek


 

Rabu, 09 Oktober 2013

Dry Ice Expanded Tobacco ( DIET )

Salah satu teknologi dalam dunia tembakau adalah Dry Ice Expanded Tobacco ( DIET ). Proses tembakau DIET ini sebenarnya sudah lama dikenal di manca negara namun untuk produksi dalam negeri Indonesia masih sedikit sekali yang menggunakan teknologi DIET ini. Secara sederhana, cara kerja teknologi Dry Ice Expanded Tobacco ( DIET ) adalah dengan menyemprotkan selubung CO2 pada daun tembakau untuk kemudian diberikan tekanan dan suhu yang tinggi sehingga memaksa volume sel daun tembakau mengembang hingga dua kali lipat.

Proses pengolahan tembakau menggunakan teknologi DIET ini merupakan teknologi yang ramah lingkungan karena menggunakan karbondioksida cair ( CO2 liquid ) dan gas (CO2 gaseous) dan hasil buangan dari proses DIET dapat dinetralisir sehingga dapat digunakan kembali untuk proses DIET tembakau selanjutnya.

Manfaat dan tujuan dari Dry Ice Expanded Tobacco ( DIET ) adalah :
  1. Mengurangi kepadatan lamina tembakau (extra filling power) pada rokok.
  2. Menurunkan berat atau volume tembakau dalam rokok.
  3. Efektif mengurangi kandungan Tar dalam lamina tembakau.
  4. Meningkatkan kualitas merokok (smooking quality) dengan karakteristik airflow yang lebih baik.
  5. Dapat menurunkan kadar nikotin dalam rokok.
Proses pembuatan DIET tembakau meliputi 4 tahapan utama :
  1. Infeed System
  2. Cold End System
  3. Hot End System
  4. Reordering

Kamis, 03 Oktober 2013

Klasifikasi Rokok


Rokok yang beredar di pasaran Indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Perbedaan tersebut didasarkan atas proses pembuatan rokok, bahan baku atau isi rokok, bahan pembungkus rokok dan penggunaan filter rokok.

Rokok berdasarkan bahan pembungkusnya dibedakan menjadi :
  1. Klobot    : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
  2. Kawung  : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
  3. Cerutu    : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
  4. Sigaret    : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
Rokok berdasarkan bahan baku atau isi dibedakan menjadi :
  1. Rokok Putih       : rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi flavor (saos) untuk mendapatkan rasa dan aroma yang tertentu. 
  2. Rokok Kretek    : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi flavor (saos) untuk mendapatkan rasa dan aroma yang tertentu. 
  3. Rokok Klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh dan kemenyan yang diberi flavor (saos) untuk mendapatkan rasa dan aroma yang tertentu.
Rokok berdasarkan proses pembuatannya dibedakan menjadi :
  1. Sigaret Kretek Tangan (SKT) yaitu rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan manusia dan alat bantu sederhana. Biasanya rokok yang dihasilkan mempunyai diameter berbeda pada pangkal dan ujung rokok. Hal ini yang menjadikan ciri khas dari SKT.
  2. Sigaret Kretek Mesin (SKM) yaitu rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Bahan baku isi rokok dimasukkan dalam mesin pembuat rokok kemudian keluar dari mesin tersebut sudah menjadi rokok batangan. Berbeda dengan SKT, biasanya rokok yang dihasilkan oleh SKM mempunyai diameter yang sama dari pangkal sampai ujung rokok. 
Berdasarkan kandungan flavour-nya, Sigaret Kretek Mesin (SKM) dapat digolongkan menjadi :
  • SKM Full Flavor (SKM FF) yaitu rokok yang proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas berupa flavor (saos) berbahan alkohol (alcohol based). Contoh : Djarum Super, Gudang Garam International dan lain-lain.
  • SKM Light Mild (SKM LM) yaitu rokok yang proses pembuatannya menggunakan bahan baku dengan kandungan tar dan nikotin-nya rendah. Contoh : A Mild, U Mild, Clas Mild, Surya Slim, LA Light dan lain-lain.
 Rokok berdasarkan kultur budaya dibedakan menjadi :
  1. Bidis yaitu tembakau yang digulung menggunakan daun temburni kering dan diikat dengan benang. Biasa ditemukan di Asia Tenggara dan India.
  2. Cigar yaitu rokok yang terbuat dari fermentasi tembakau yang diasapi, digulung dengan daun tembakau. Biasa ditemukan di Havana, Kuba.
  3. Kretek yaitu rokok yang terbuat dari campuran tembakau dan cengkeh. Rokok jenis ini hanya ditemukan di Indonesia dan kretek merupakan rokok ciri khas Indonesia.
  4. Susur yaitu tembakau yang langsung dimasukkan mulut dan dikunyah, kemudian diletakkan antara pipi dan gusi. Biasa ditemukan di Asia Tenggara dan India.
  5. Shisha yaitu rokok yang terbuat dari tembakau yang diberi flavor (saos) berupa ekstrak buah-buahan sehingga beraroma buah-buahan dan disedot menggunakan pipa dari tabung. Biasa ditemukan di Afrika Utara, Timur Tengah dan Asia termasuk Indonesia.
Rokok berdasarkan penggunaan filter, dibedakan menjadi :
  1. Rokok Filter (RF)            : rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus.
  2. Rokok Non Filter (RNF) : rokok yang bagian pangkalnya tidak terdapat gabus. 

Selasa, 01 Oktober 2013

Metode Expanded Stem Tembakau

Sektor tembakau telah ditetapkan Pemerintah sebagai salah satu dari 10 industri prioritas di Indonesia. Hal ini mencerminkan bahwa dengan pengembangan di sektor tembakau dapat meningkatkan daya serap tenaga kerja dan kontribusi industri terhadap pendapatan negara.

Tembakau adalah salah satu tanaman yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dimana tembakau merupakan bahan baku utama dalam pembuatan rokok. Semua bagian dari tanaman tembakau dapat dimanfaatkan dalam industri rokok, sebagai contoh adalah daun tembakau terdiri dari lamina daun dan stem (tulang daun). Tembakau yang dipanen dari petani akan diolah di pabrik pengolahan tembakau dimana akan dipisahkan antara lamina dan stem dari daun tembakau tersebut. Lamina (proses pengolahan tembakau dapat dibaca disini) dan stem dari tembakau akan dikemas dan diolah lagi di Primary Processing.

Teknik Expanded dalam tembakau dapat digolongkan menjadi 2 macam :
Tembakau yang di-expand melalui proses DIET ini berupa Lamina atau Small Lamina tembakau.
Bagian tembakau yang dapat di-expand dengan metode ini adalah Stem dari tembakau. Stem yang paling bagus digunakan untuk CRES adalah stem FC Virginia.

Fungsi Expand tembakau adalah : 
1. Meningkatkan volume tembakau pada saat dikeringkan tidak menyusut dan bahkan bertambah 2 - 3 kali dari awal sebelum di-expand.
2. Hasil dari proses expand dapat digunakan sebagai filling power atau pengisi dari sebatang rokok sehingga lebih hemat dalam pemakaian tembakau dalam sebatang rokok.

Berikut ini tahapan pada proses Expanded Stem tembakau :
1. Blending
 Proses blending adalah mencampur stem tembakau dengan komposisi tertentu agar kualitas produk sesuai dengan yang diinginkan. Proses mencampur tembakau yang baik adalah menggunakan blending table sehingga tembakau bisa tercampur dengan baik. Selain itu, pada blending area bisa ditempatkan orang  (tenaga picker) untuk mengambil NTRM atau tembakau off blend (tembakau yang tidak sesuai dengan komposisi blend yang diinginkan).
2. Conditoning
Dalam proses ini tembakau dari blending dilewatkan pada mesin Conditioning Cylinder untuk dikondisikan dengan mengatur kadar air dan temperatur dari stem tembakau. Pengaturan kelembaban dan temperature tembakau dilakukan dengan menyemprotkan steam secara langsung atau tak langsung ke tembakau yang masuk Conditioning Cylinder dan bersamaan dengan itu juga ditambahkan air untuk memberikan kelembaban pada stem tembakau.

3. Silo
Stem dari conditioning cylinder akan disimpan sementara dalam SILO agar kandungan air dapat terserap masuk kedalam inti stem sehingga stem menjadi lunak dan lembut seperti gabus. Biasanya membutuhkan waktu selama 2 jam tergantung kondisi kelunakan stem dan karakter stem.
4. NTRM Detection
 Dalam proses ini stem tembakau dilewatkan pada Metal Detector agar bahan logam yang merusak mesin dapat dihindari. Selain itu dapat juga ditambahkan Airlift system atau Optical system agar dapat memisahkan NTRM (Non Tobacco Related Material) seperti batu, kertas, tali dan lain-lain.

5. Cutting 
Cutting adalah proses paling kritikal dari proses expanded stem karena kualitas hasil potong akan secara langsung mempengaruhi karakteristik produk akhir. Mekanisme proses cutting menggunakan drum pisau yang berputar dengan kecepatan tertentu yang memiliki korelasi dengan kecepatan feeding material cutting.. Kualitas hasil potong dapat dipertahankan dengan melakukan perawatan dan penggantian spare part mesin cutting secara berkala. Kebersihan dan perawatan harian mesin juga tidak kalah penting dalam menunjang proses. Biasanya pabrik rokok memiliki lebih dari 1 mesin cutter untuk back up.

6. Expanding ( Expansion )
Dalam proses ini stem tembakau hasil cutting akan diekspansi. Mekanisme proses ekspansi ini adalah menggunakan udara bertekanan tinggi ditambah dengan steam uap panas sehingga stem hasil cuting akan lebih mengembang 2-3 kali lipat. Keberhasilan expansi ini sangat dipengaruhi dari ketebalan stem hasil cutting dan karakter stem itu sendiri.

7. Drying
Setelah melalui proses expanding, kadar air (moisture content) stem masih sangat tinggi hingga mencapai 25-30% sehingga perlu dikeringkan. Proses pengeringan menggunakan mesin Rotary Dryer yang berupa silinder seperti conditioning.

8. Flavouring
Dalam proses ini stem yang telah dikeringkan keluar dari dryer diberi Flavour. Larutan flavour berbahan dasar Alcohol ( Alcohol based ). Flavour di semprotkan pada tembakau di dalam mesin Flavour Cylinder. Dengan menggunakan Automatic flavour system proses penyemprotan dilakukan dengan hasil yang sangat homogen. Dosis dari Flavour dengan Tobacco harus konstan dan merata agar stabilitas rasa produk rokok selalu terjaga.

9. Packing
Dalam proses ini expanded stem yang sudah diberi flavour dikemas menggunakan box C48 untuk pemasaran langsung ke customer atau masuk ke Big SILO untuk menunggu proses selanjutnya dalam pembuatan rokok.

Semoga bermanfaat

Rabu, 25 September 2013

Klasifikasi Tembakau Indonesia

Indonesia merupakan salah satu penghasil tembakau terbesar didunia. Beragam jenis tembakau telah dikembangkan diberbagai daerah di Indonesia. Tiap daerah memiliki keunikan produk unggulan dengan kekhasan cita rasa masing-masing. Tanaman tembakau di Indonesia biasa disebut sebagai "Emas Hijau" karena merupakan produk perkebunan yang mempunyai nilai jual tinggi yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Tembakau sebagai bahan baku utama dalam pembuatan rokok, memberikan sumber pendapatan negara terbesar di Indonesia melalui cukai yang diberlakukan pada setiap produk rokok sigaret. 

Berdasarkan musim atau cuaca yang ada di Indonesia, tembakau dapat digolongkan menjadi 2 (dua) macam yaitu :
1. Tembakau Na-Oogst
Tembakau  Na-Oogst adalah jenis tembakau yang ditanam pada musim kemarau kemudian dipanen atau dipetik pada musim penghujan.
2. Tembakau Voor-Oogst
Tembakau Voor-Oogst adalah jenis tembakau yang ditanam pada musim penghujan kemudian dipanen atau dipetik pada musim kemarau. Tembakau jenis ini biasanya dinamakan sebagai tembakau musim kemarau (onberegend).

Berdasarkan karakter fisiknya, tembakau dapat digolongkan menjadi :
1. Tembakau Krosok ( Leaf Tobacco )
Tembakau jenis Krosok ini sangat diminati oleh pasar Internasional sebagai bahan baku rokok putih. 80% produksi tembakau krosok di Indonesia  dipasarkan di mancanegara dalam bentuk produk  setengah jadi maupun sudah berupa blend rokok dan 20% produksi sebagai campuran bahan baku rokok kretek oleh semua pabrik rokok di Indonesia. Berdasarkan cara pengeringannya dapat digolongkan menjadi:
a. Flue Cured
Tembakau krosok yang dikeringkan dengan Flue Cured ini adalah Tembakau Virginia, dikembangkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kualitas tembakau Virginia di Indonesia merupakan kualitas terbaik kedua setelah Brasil. Pengeringan daun tembakau Virginia adalah dengan mengalirkan udara panas melalui pipa Flue yang berputar secara merata dan daun tembakau diletakkan atau disusun sedemikian rupa diatas Flue putar tersebut didalam sebuah bangunan khusus. Pengembangan tembakau Virginia di Indonesia saat ini mengalami kendala dalam bahan bakar untuk membuat aliran panas Flue tersebut.
b. Air Cured
Tembakau krosok yang dikeringkan dengan Air Cured ini adalah Tembakau Burley, dikembangkan didaerah Lumajang, Jawa Timur. Cara pengeringan tembakau ini adalah diangin-anginkan yaitu dengan menyusun daun tembakau sedemikian rupa disebuah bangunan khusus (curing shed) yang memungkinkan aliran udara bebas keluar masuk sampai tembakau kering dengan sempurna. Pengembangan tembakau Burley di Indonesia saat ini mengalami kendala karena kualitas dan harga tidak bisa bersaing dipasar Internasional.
c. Sun Cured
Tembakau krosok yang dikeringkan dengan Sun Cured ini adalah Tembakau Oriental dan Native. Cara pengeringan tembakau ini adalah dengan menjemur daun tembakau dibawah sinar matahari secara langsung. Tembakau Oriental mempunyai karakter aroma yang tinggi dan sangat spesifik sehingga menghasilkan rasa rokok aromatik dan khas.
d. Sun Air Cured
Tembakau krosok yang dikeringkan dengan Sun Air Cured adalah Tembakau Kasturi. Pengembangannya di daerah Karanganyar, Jember dan Lumajang. Cara pengeringannya adalah dengan mengalirkan udara bebas (angin) selama beberapa waktu kemudian dijemur dibawah matahari langsung. Pengembangan tembakau Kasturi ini mempunyai potensi pasar yang bagus kedepannya dimana pasar luar negeri mulai mengenal tembakau Kasturi.

e. Dark Fire Cured
Tembakau krosok yang dikeringkan dengan Dark Fire Cured ini adalah Tembakau Boyolali. Cara pengeringan tembakau ini adalah dengan pengasapan yaitu mengalirkan asap dan panas dibawah susunan daun tembakau. Berbeda dengan Flue Cured, api tidak dibiarkan membara namun dijaga agar tetap mengeluarkan asap. Tembakau jenis ini biasanya sebagai bahan baku cerutu.

2. Tembakau Rajangan ( Slicing Tobacco )
Tembakau Rajangan merupakan tembakau asli Indonesia yang banyak dikembangkan di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tiap daerah penghasil tembakau di Indonesia biasanya memproduksi daun tembakau yang khas, disebabkan kondisi dan budaya setempat. Oleh karena itu, tembakau biasanya dinamakan sesuai daerah tumbuhnya misalnya Paiton, Bondowoso, Madura, Garut, Temanggung dan lain-lain. Potensi pasar tembakau Rajangan adalah pasar dalam negeri karena hanya sebagai bahan baku rokok kretek. Cara pengeringan tembakau Rajangan adalah Sun Cured atau dikeringkan dengan dijemur langsung dibawah sinar matahari. Berdasarkan ukuran rajangannya, tembakau rajangan dapat dibedakan menjadi :
a. Fine Cut ( Rajangan Halus )
Ukuran tembakau rajangan yang masuk kategori ini adalah 0.5 - 2 mm. Tembakau yang menggunakan rajangan halus ini adalah Rajangan Garut dan Rajangan Tamanan Wringin.
b. Medium Cut ( Rajangan Medium )
Ukuran rajangannya adalah 2 - 3 mm. Contoh tembakau yang masuk dalam rajangan medium adalah Rajangan Madura, Blitar, Rembang, Temanggung, Ngawi.
c. Broad Cut ( Rajangan Kasar )
Ukuran rajangannya adalah 3 - 4.5 mm. Contoh tembakau yang masuk dalam rajangan kasar adalah Rajangan Paiton, Bondowoso, Ploso.

Semoga bermanfaat.

Rabu, 18 September 2013

Harga Tembakau Oriental Indonesia tidak kompetitif dengan Harga Internasional

Tembakau Oriental merupakan tembakau aromatik yang sangat dibutuhkan dalam pembuatan rokok baik itu rokok putih maupun rokok kretek. Karakter tembakau oriental pada umumnya mempunyai aroma yang khas yaitu rasa gurih, manis yang tidak ada dalam karakter aroma tembakau jenis lain.

Tembakau Oriental di Indonesia dikembangkan dalam bentuk Krosok dan Rajangan. Sampai saat ini Krosok Oriental masih digunakan oleh pabrik tembakau namun mereka mendatangkan tembakaunya dari luar negeri (import) karena harganya lebih murah dibandingkan dengan Indonesia. 
Biasanya pabrik tembakau mendatangkan tembakau Oriental dari China, India, Thailand, Turki dan lain-lain dengan harga pasaran 3 - 4 dolar namun harga di Indonesia bisa mencapai lebih dari 5 dolar untuk kualitas terbaik. Pada tahun 2008, Sampoerna pernah menargetkan 20.000 ton kering bakal tercapai dalam kurun waktu selama 5 tahun.

Secara kualitas krosok Oriental yang dikembangkan di Indonesia tidak kalah dibandingkan dengan Turki (negara asal Krosok Oriental) dan negara lain namun karena masalah persaingan harga pasaran yang membuat pengembangan Krosok Oriental terhenti sejak tahun 2009. Biaya usaha tani untuk penanaman tembakau dan tingkat keseragaman dari ukuran daun tembakau juga menjadi faktor penyebabnya. 

Di Indonesia, biaya usaha tani untuk pengembangan tembakau Krosok Oriental masih sangat tinggi karena banyaknya perlakuan khusus agar tembakau bisa menghasilkan kualitas bagus. Tingkat keseragaman ukuran daun juga berbeda-beda karena untuk menghasilkan kualitas terbaik adalah daun harus kecil dan biasanya ditanam dilahan kritis seperti pengunungan tandus namun oleh petani ditanam di lahan persawahan sehingga daun menjadi besar dan kualitas menjadi tidak bagus. Dalam penjualannya pun petani masih mengandalkan pengepul tembakau walaupun sudah ada sistem kemitraan dengan pabrik tembakau.

Di China dan Thailand, dengan asumsi kualitas sama namun mereka bisa membentuk ukuran daun yang seragam kecil dan tebal serta biaya usaha tani disana termasuk rendah karena tidak memerlukan sortasi atau pemilahan daun dan menggunakan teknologi tinggi untuk pemanenannya.

Dari uraian diatas dapat kita ambil hikmah bahwa pengembangan tembakau Krosok Oriental masih mempunyai potensi karena sampai saat ini masih dibutuhkan oleh pabrik tembakau di Indonesia. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan penerapan teknologi tepat guna agar kita tidak bergantung pada produk impor yang secara kualitas dan kuantitas bisa dipenuhi oleh pasar dalam negeri.

Semoga bermanfaat.





Minggu, 01 September 2013

Kualitas tembakau Rembang mulai membaik

Rembang merupakan daerah yang mempunyai potensi besar terhadap kebutuhan tembakau di masa depan. Selain potensi lahan yang luas, para petani di Rembang mempunyai keinginan yang tinggi untuk menanam tembakau. Mereka mau membuka diri terhadap teknologi baru dalam penanaman tembakau seperti yang diajarkan oleh tenaga penyuluh suatu pabrikan rokok. Pemerintah kabupaten Rembang pun juga ikut memberikan dorongan positif terhadap warganya sehingga kemitraan antara petani dengan pabrikan rokok dapat terjalin dengan baik.

Lahan tembakau di Rembang mayoritas masih mengandalkan sistem tadah hujan dalam pengairannya. Biasanya mereka menanam tembakau pada bulan April-Mei dimana pada tahun ini curah hujan masih sangat tinggi. Menjelang panen pertama pada bulan Juli diharapkan curah hujan sudah mulai sedikit berkurang sehingga kualitas dan kadar air pada daun tembakau bagus, namun sampai pada akhir Juli 2013 curah hujan masih tinggi sehingga kualitas tembakau yang dihasilkan buruk sekali.

Mulai pertengahan bulan Agustus, curah hujan menurun sangat drastis seperti yang diharapkan petani tembakau di Rembang sehingga daun tembakau yang dipanen maupun penanganan pasca panen bisa lebih optimal. Diharapkan cuaca bertahan seperti ini sampai dengan panen tembakau berakhir sehingga kualitas tembakau bisa lebih terjaga.


Minggu, 25 Agustus 2013

Metode Fumigasi pada Produk Tembakau

Tembakau adalah salah satu produk pertanian sebagai bahan untuk pembuatan rokok. Di Indonesia rokok adalah salah satu sumber devisa terbesar negara yang diperoleh dari bea cukai rokok.

Tembakau dari petani akan diolah disebuah pabrik pengolahan tembakau GLT (Green Leaf Threshing) dan hasil olahan tembakau tersebut biasanya akan diseragamkan kadar air, berat dan packaging-nya. Kemasan biasanya menggunakan carton box. Setelah itu, produk tembakau tersebut akan disimpan dalam waktu lama untuk tujuan fermentasi dan menunggu proses berikutnya pada pabrik Primary Processing. 

Produk tembakau mempunyai musuh alami berupa beetle (serangga) pemakan daun tembakau atau lazim dikenal dengan istilah "Lazio". Oleh sebab itu, diperlukan teknik pemeliharaan yang tepat dan tak jarang akan membutuhkan biaya yang cukup tinggi karena produk tersebut akan disimpan minimal 1-2 tahun  di Long Term Storage (LTS) sebelum diolah ke mesin Primary.

Metode fumigasi yang telah diterapkan oleh pabrik tembakau di Indonesia :
1. Metode Konvesional
         Box-box tembakau akan ditutup atau diselimuti dengan terpal plastik dan didalamnya akan diberi bahan kimia beracun sehingga beetle yang menyerang tembakau akan mati dalam jangka waktu tertentu. Bahan beracun yang digunakan biasanya berupa tablet Phostoxin dan lain-lain. Metode ini masih digunakan oleh pabrik-pabrik besar di Indonesia.
2. Metode "Bettle Trap"
          Menempatkan box tembakau pada suatu ruangan dimana ruangan tersebut sudah diberi jebakan (trap) berupa tablet kecil dan perekat. Biasanya beetle yang memakan daun tembakau akan mendatangi jebakan tersebut dan beetle akan menempel pada perekat yang ada disekeliling tablet trap tersebut.
3. Metode Zat Karbon
          Box tembakau dimasukkan dalam ruangan tertutup (chamber) dan ruangan tersebut akan dialiri karbondioksida (CO2) dengan tingkatan tertentu. Gas CO2 tersebut sebelumnya sudah dipurifikasi terlebih dahulu. Belum ada penelitian yang menjelaskan CO2 tersebut akan mempengaruhi aroma atau kualitas dari tembakau setelah fumigasi dengan metode ini.
4. Metode "Zero Oxygen"
           Box tembakau dimasukkan dalam ruangan tertutup (chamber) dan ruangan tersebut akan dialiri oleh Nitrogen dan kandungan gas Oksigen dalam chamber akan disedot atau ditarik keluar chamber. Fumigasi metode ini memang cukup efektif karena tidak hanya beetle yang memakan tembakau saja yang mati tapi semua organisme hidup yang ada dalam chamber. Metode ini tidak mempengaruhi aroma maupun kualitas tembakau sehingga cukup aman digunakan. Diluar negeri sudah banyak yang menggunakan sistem seperti ini, namun di Indonesia hanya ada 1 pabrik pengolahan tembakau yang menggunakan fumigasi ini.
5. Metode "Vaccum dan Seal"
           Metode ini sebenarnya sangat sederhana sistemnya. Box tembakau hasil proses produksi ditumpuk (biasanya 3 tumpuk) kemudian dimasukkan disebuah kantong plastik khusus kemudian diberi vaccum dan seal (direkatkan dengan sedikit panas). Metode ini banyak kita lihat pada bungkus snack/produk makanan. Metode ini diaplikasikan pada saat setelah tembakau hasil olahan dikemas dalam box dan harus sesegera mungkin di-seal karena apabila beetle masuk maka akan tetap hidup didalam kantong khusus tersebut setelah di-seal.

Semoga bermanfaat.