Selasa, 14 Januari 2020

Pengalaman Investasi : Membeli Reksadana

Mungkin istilah Reksadana sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat Indonesia saat ini. Dari mulai kalangan pelajar, mahasiswa sampai kalangan pengusaha sudah mengenal baik jenis investasi Reksadana ini. Kali ini saya akan berbagi pengalaman dalam membeli reksadana yang saat ini aku lakukan.

Apa itu Reksadana ?
Reksadana (RD) adalah dana yang dihimpun dari masyarakat yang dikelola oleh Manajer Investasi untuk ditanamkan dalam beberapa bentuk produk investasi seperti saham, obligasi atau pasar uang. 
Jadi kita gak perlu susah pantau naik turun harga dari market value dana kita, Manager Investasi-lah yang memainkan dana kita sehingga kita bisa duduk manis dirumah dan mengawasi kinerja Manager Investasi. 

Manager Investasi adalah badan atau perusahaan yang mendapat ijin atau lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengelola dana yang dihimpun dari masyarakat ke Bursa Efek Indonesia. Biasanya perusahaan ini menggunakan nama Asset Management, Securities.

Cara beli Reksadana ?
Saya membeli reksadana dengan 2 cara :
1. Melalui Agen Penjual
Yang dimaksud Agen Penjual disini adalah Bank Pemerintah atau Swasta yang bekerja sama dengan Manager Investasi dalam penjualan reksadana. 

Ada 6 tahapan yang harus kita perhatikan sebelum membeli reksadana melalui Bank ( Agen Penjual ) :
a. Cari Bank Terbaik
Mencari bank terbaik tentu tidaklah sulit, Anda bisa mencari di Google Search "Bank Reksadana" nantinya akan muncul banyak sekali Bank penyedia jasa penjualan Reksadana. Anda tinggal pilih salah satunya dan bisa Anda lihat produk reksadana apa saja yang mereka jual. Anda juga bisa cari bank terbaik dari pengalaman orang yang sudah terjun di investasi reksadana di internet. Selain itu, bila Anda punya teman atau saudara yang mempunyai reksadana, Anda juga bisa menanyakan pendapatnya mengenai bank tersebut dan produk reksadananya. 
Selain bank, ada juga Manager Investasi yang sekaligus menyediakan jasa menjual reksadana langsung ke masyarakat seperti Danareksa, Bareksa dll.

b. Pahami Prospektus
Setelah memilih bank, kunjungi situs dari bank tersebut dan cari produk reksadana yang dijualnya. Anda tinggal membaca prospektus dari tiap produk reksadana yang dijual. Prospektus ini biasanya berisi penjelasan tentang hal seputar produk reksadana seperti :
- Jenis produk reksadana
- Manager Investasi (harus terdaftar di Bapepam)
- Tata cara pembelian dan penjualan kembali beserta biayanya.
- Bank Kustodian, dll

Bila Anda bingung dan sulit memahami prospektusnya, Anda bisa membaca ringkasan prospektusnya. Pahami dan Cermati !

c. Tentukan produk Reksadana
Setelah memahami isi prospektus, saatnya Anda menentukan produk reksadana mana yang sesuai dengan profil investasi Anda. Sebagai investor pemula, awalnya pasti bingung produk reksadana mana yang sesuai. Oleh sebab itu, kita harus tahu dan tentukan :
- Profil/tipe investor seperti apakah kita agar lebih memudahkan dalam menentukan produk reksadana. Apakah kita termasuk investor konservatif, moderat atau agresif.
- Tujuan investasi. Apakah untuk jangka pendek, menengah atau jangka panjang. Apakah untuk biaya sekolah, beli kendaraan atau untuk dana pensiun.
Dengan menentukan 2 hal diatas, pastinya kita akan lebih mudah dalam menentukan produk reksadana.

Sebagai gambaran, produk reksadana konvensional dapat dibagi menjadi :
1. Reksadana Pasar Uang ( Money Market )
- Berisi deposito dan surat utang yang bisa cair dalam 1 tahun
- Hasil investasi 6% - 7% per tahun   
- Resiko kecil, cocok untuk investasi jangka pendek 1 tahun.

2. Reksadana Pendapatan Tetap ( Fixed Income )
- Berisi deposito dan surat utang (obligasi) yang bisa cair dalam 1-3 tahun
- Hasil investasi 10% - 15% per tahun
- Resiko kecil, cocok untuk investasi jangka pendek 1-3 tahun.

3. Reksadana Campuran ( Balanced )
- Berisi deposito, surat utang (obligasi) dan saham
- Hasil investasi 15% - 20% per tahun
- Resiko menengah, cocok untuk investasi jangka menengah 3-5 tahun.

4. Reksadana Saham ( Equity )
- Berisi 80% - 90% saham dan 20% - 10% pasar uang.
- Hasil investasi 20%-35% per tahun
- Resiko tinggi, cocok untuk investasi jangka panjang (5-10 tahun)

Produk reksadana terstruktur dapat digolongkan menjadi :
1. Reksadana Terproteksi
2. Reksadana Index

d. Datang ke Bank yang kita pilih
Sebelum datang ke bank pilihan kita, siapkan dulu KTP dan NPWP. Setelah itu bisa datang ke bank dan langsung menemui customer servis-nya. Biasanya kita diharuskan untuk membuka rekening tabungan di bank tersebut untuk memudahkan dalam autodebet. Seringkali customer service kurang memahami produk reksadana, tapi jangan kuatir di bank tersebut ada pakar investasi yang bisa menjelaskan reksadana secara jelas.

e. Membuat Portofolio
Setelah memahami dan mengerti tentang produk reksadana yang kita pilih, ditambah lagi dengan saran dan penjelasan dari pakar investasi di bank tersebut, kita dapat membuat portofolio. Sebelumnya, kita akan mengisi formulir profil investor dimana kita termasuk dalam kategori investor konservatif, moderat atau agresif.

Kemudian kita akan mengisi formulir pembelian portofolio. Portofolio disini artinya profil kita sebagai nasabah reksadana dan portofolio ini penting bagi manager investasi untuk mengalokasikan dana kita buat investasi. Oleh sebab itu, kita harus tahu tujuan investasi reksadana ini dari awal ( seperti yang sudah dijelaskan di point c ). Tujuan investasi ini dapat menentukan besaran dana yang akan ditanam dan rekomendasi produk reksadana dari manager investasi. Begitu juga dengan besaran dana yang akan kita alokasikan tiap bulan untuk membeli reksadana dengan sistem autodebet melalui rekening tabungan dari bank tersebut.

f. Transfer Dana 
Setelah deal akan berinvestasi reksadana, tinggal transfer dana ke rekening tabungan dari bank dan dana investasi yang sesuai kesepakatan dengan manajer investasi akan di-autodebet. Dana inilah yang akan diolah oleh sang manajer investasi.

Misalkan kita sediakan dana di rekening tabungan 5 juta rupiah, dan kesepakatan dengan Manager Investasi butuh dana 500 ribu tiap bulan pada tanggal 1, maka tiap tanggal 1 rekening kita akan berkurang 505 ribu untuk disetor ke Manager Investasi. Perlu diketahui, kita akan dikenai biaya 1% (sesuai prospektus) untuk Manager Investasi sebagai imbalan buat MI dalam mengelola dana kita.

Setelah rekening kita di-autodebet oleh MI, kita akan mendapat surat konfirmasi kepemilikan yang menjadi bukti bahwa kita sudah beli reksadana. Simpan baik-baik bukti ini untuk penarikan dana jika suatu saat membutuhkan.

Demikian langkah-langkah dalam melakukan pembelian reksadana melalui bank (agen penjual reksadana).

Berdasarkan pengalaman yang sudah saya lakukan, saya membeli reksadana melalui Bank Danamon dan melakukan langkah-langkah seperti diatas. Alasan saya membeli reksadana melalui Bank Danamon dan membuka rekening Tabungan Danamon Lebih adalah rekening tabungan Danamon Lebih tidak ada potongan administrasi tiap bulannya sehingga uang kita utuh, tidak tergerus biaya yang tidak penting tiap bulannya. Bayangkan bila di bank lain, tabungan kita akan kena biaya admin 17 ribu dan biaya MI 1%, tentu biaya ini akan berpengaruh bila dana yang kita setor ke MI sangat besar. 

Apabila kita mau mencairkan uang yang ada di reksadana, kita bisa menghubungi bank bersangkutan sambil membawa bukti pembelian reksadana yang dikirim ke rumah dan dana tersebut akan cair dan masuk ke rekening tabungan maksimal 7 hari bursa.

Keuntungan membeli reksadana melalui Bank :
1. Dana yang kita setor ke MI melalui sistem autodebet rekening.
2. Bukti pembelian reksadana dikirim ke alamat rumah setiap bulan.

Kerugian membeli reksadana melalui Bank :
1. Tidak bisa memonitor naik turunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) setiap hari.
2. Dana yang disetor ke MI tetap dalam setiap bulannya, terlebih lagi pada saat kita setor NAB sedang tinggi dan bila ada gejolak pasar NAB turun drastis.
3. Tidak bisa memonitor saldo ataupun imbal hasil yang sudah kita dapatkan setiap saat.
4. Tidak ada laporan market value ( bisa didapatkan bila kita minta ke bank namun prosesnya agak lama )
5. Terdapat banyak biaya-biaya dalam pengelolaan reksadana, meliputi : biaya administrasi tabungan, biaya Manajer Investasi maks. 2,5%, biaya bank kustodian maks.0,25%, biaya penjualan (redemption) 1%-2,5%, biaya pengalihan maks.2%.

2. Melalui Sistem Online 

Dijaman seperti sekarang ini tentunya kita mudah dalam akses internet. Kita dapat membeli reksadana hanya dengan modal sebuah komputer atau hanya dengan sebuah handphone android. Tentunya dengan akses internet hehe...









  

Tidak ada komentar: