Rabu, 18 September 2013

Harga Tembakau Oriental Indonesia tidak kompetitif dengan Harga Internasional

Tembakau Oriental merupakan tembakau aromatik yang sangat dibutuhkan dalam pembuatan rokok baik itu rokok putih maupun rokok kretek. Karakter tembakau oriental pada umumnya mempunyai aroma yang khas yaitu rasa gurih, manis yang tidak ada dalam karakter aroma tembakau jenis lain.

Tembakau Oriental di Indonesia dikembangkan dalam bentuk Krosok dan Rajangan. Sampai saat ini Krosok Oriental masih digunakan oleh pabrik tembakau namun mereka mendatangkan tembakaunya dari luar negeri (import) karena harganya lebih murah dibandingkan dengan Indonesia. 
Biasanya pabrik tembakau mendatangkan tembakau Oriental dari China, India, Thailand, Turki dan lain-lain dengan harga pasaran 3 - 4 dolar namun harga di Indonesia bisa mencapai lebih dari 5 dolar untuk kualitas terbaik. Pada tahun 2008, Sampoerna pernah menargetkan 20.000 ton kering bakal tercapai dalam kurun waktu selama 5 tahun.

Secara kualitas krosok Oriental yang dikembangkan di Indonesia tidak kalah dibandingkan dengan Turki (negara asal Krosok Oriental) dan negara lain namun karena masalah persaingan harga pasaran yang membuat pengembangan Krosok Oriental terhenti sejak tahun 2009. Biaya usaha tani untuk penanaman tembakau dan tingkat keseragaman dari ukuran daun tembakau juga menjadi faktor penyebabnya. 

Di Indonesia, biaya usaha tani untuk pengembangan tembakau Krosok Oriental masih sangat tinggi karena banyaknya perlakuan khusus agar tembakau bisa menghasilkan kualitas bagus. Tingkat keseragaman ukuran daun juga berbeda-beda karena untuk menghasilkan kualitas terbaik adalah daun harus kecil dan biasanya ditanam dilahan kritis seperti pengunungan tandus namun oleh petani ditanam di lahan persawahan sehingga daun menjadi besar dan kualitas menjadi tidak bagus. Dalam penjualannya pun petani masih mengandalkan pengepul tembakau walaupun sudah ada sistem kemitraan dengan pabrik tembakau.

Di China dan Thailand, dengan asumsi kualitas sama namun mereka bisa membentuk ukuran daun yang seragam kecil dan tebal serta biaya usaha tani disana termasuk rendah karena tidak memerlukan sortasi atau pemilahan daun dan menggunakan teknologi tinggi untuk pemanenannya.

Dari uraian diatas dapat kita ambil hikmah bahwa pengembangan tembakau Krosok Oriental masih mempunyai potensi karena sampai saat ini masih dibutuhkan oleh pabrik tembakau di Indonesia. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan penerapan teknologi tepat guna agar kita tidak bergantung pada produk impor yang secara kualitas dan kuantitas bisa dipenuhi oleh pasar dalam negeri.

Semoga bermanfaat.





Tidak ada komentar: