Produksi tembakau di tahun ini dipastikan akan menurun drastis. Hal ini disebabkan karena curah hujan yang tinggi pada masa tanam tembakau. Tahun lalu, curah hujan sudah mulai berkurang pada awal bulan Maret hingga Juli sehingga petani serentak mulai tanam pada awal bulan April hingga pertengahan Juni. Sedangkan untuk tahun ini curah hujan berkurang mulai akhir Mei sehingga petani berpikir untuk memundurkan jadwal tanam tembakau mereka. Cuaca berubah drastis pada bulan Juli dimana curah hujan sangat sedikit sedangkan petani masih membutuhkan hujan pada bulan Juli terutama pada area tembakau yang hanya mengandalkan turunnya hujan (sawah tadah hujan).
Tahun ini, penanaman tembakau telah dilakukan pada akhir April hingga Juli. Beruntung bagi petani yang mulai tanam akhir April sampai awal Juni karena masih terkena hujan pada saat tanam tembakau. Sedangkan petani yang tanam bulan Juni sampai akhir Juli akan merasakan kesulitan air karena hampir di semua daerah tidak pernah turun hujan.
Idealnya dalam masa pertumbuhan tembakau, sekitar satu bulan umur tembakau harusnya ada sedikit terkena hujan. Agar bisa tinggi, dan maksimal tumbuhnya harus kena air pada awal tanam tembakau. Tapi ketika menjelang panen, kalau terkena air tembakau akan rusak.
Pada awal bulan Agustus ini, hampir di semua daerah merasakan kekeringan dimana lahan tembakau kesulitan air sehingga banyak sekali tembakau yang sebenarnya sudah berumur 40-50 hari tapi tanaman tidak bisa tinggi.
Hal ini mungkin ada kaitannya dengan fenomena alam El Nino dimana musim kemarau akan dirasakan kering lebih dari biasanya. Seperti dilansir dari SindoNews bahwa dampak fenomena El Nino, yaitu musim kemarau yang lebih kering akan dirasakan pada puncaknya September. Akan tetapi, cuaca kering sudah kita rasakan sekarang ini. Beberapa waduk di NTB dan beberapa wilayah di Jawa sudah kering, petani tembakau hanya bisa pasrah dengan kondisi alam seperti sekarang.
Diprediksi produksi tembakau tahun ini akan turun dimana dalam satu hektar akan menghasilkan 1-1.5 ton kering. Sedangkan tahun sebelumnya, rata-rata petani bisa menghasilkan 1.5-2 ton kering per hektar. Mengenai kualitas tembakau diprediksi akan lebih bagus dibanding tahun sebelumnya bila petani mau berusaha agar pertumbuhan tembakau bisa optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar