Indonesia merupakan salah satu penghasil tembakau terbesar didunia. Beragam jenis tembakau telah dikembangkan diberbagai daerah di Indonesia. Tiap daerah memiliki keunikan produk unggulan dengan kekhasan cita rasa masing-masing. Tanaman tembakau di Indonesia biasa disebut sebagai "Emas Hijau" karena merupakan produk perkebunan yang mempunyai nilai jual tinggi yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Tembakau sebagai bahan baku utama dalam pembuatan rokok, memberikan sumber pendapatan negara terbesar di Indonesia melalui cukai yang diberlakukan pada setiap produk rokok sigaret.
Berdasarkan musim atau cuaca yang ada di Indonesia, tembakau dapat digolongkan menjadi 2 (dua) macam yaitu :
1. Tembakau Na-Oogst
Tembakau Na-Oogst adalah jenis tembakau yang ditanam pada musim kemarau kemudian dipanen atau dipetik pada musim penghujan.
2. Tembakau Voor-Oogst
Tembakau Voor-Oogst adalah jenis tembakau yang ditanam pada musim penghujan kemudian dipanen atau dipetik pada musim kemarau. Tembakau jenis ini biasanya dinamakan sebagai tembakau musim kemarau (onberegend).
Berdasarkan karakter fisiknya, tembakau dapat digolongkan menjadi :
1. Tembakau Na-Oogst
Tembakau Na-Oogst adalah jenis tembakau yang ditanam pada musim kemarau kemudian dipanen atau dipetik pada musim penghujan.
2. Tembakau Voor-Oogst
Tembakau Voor-Oogst adalah jenis tembakau yang ditanam pada musim penghujan kemudian dipanen atau dipetik pada musim kemarau. Tembakau jenis ini biasanya dinamakan sebagai tembakau musim kemarau (onberegend).
Berdasarkan karakter fisiknya, tembakau dapat digolongkan menjadi :
1. Tembakau Krosok ( Leaf Tobacco )
Tembakau jenis Krosok ini sangat diminati oleh pasar Internasional sebagai bahan baku rokok putih. 80% produksi tembakau krosok di Indonesia dipasarkan di mancanegara dalam bentuk produk setengah jadi maupun sudah berupa blend rokok dan 20% produksi sebagai campuran bahan baku rokok kretek oleh semua pabrik rokok di Indonesia. Berdasarkan cara pengeringannya dapat digolongkan menjadi:
a. Flue Cured
Tembakau krosok yang dikeringkan dengan Flue Cured ini adalah Tembakau Virginia, dikembangkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kualitas tembakau Virginia di Indonesia merupakan kualitas terbaik kedua setelah Brasil. Pengeringan daun tembakau Virginia adalah dengan mengalirkan udara panas melalui pipa Flue yang berputar secara merata dan daun tembakau diletakkan atau disusun sedemikian rupa diatas Flue putar tersebut didalam sebuah bangunan khusus. Pengembangan tembakau Virginia di Indonesia saat ini mengalami kendala dalam bahan bakar untuk membuat aliran panas Flue tersebut.
b. Air Cured
Tembakau krosok yang dikeringkan dengan Air Cured ini adalah Tembakau Burley, dikembangkan didaerah Lumajang, Jawa Timur. Cara pengeringan tembakau ini adalah diangin-anginkan yaitu dengan menyusun daun tembakau sedemikian rupa disebuah bangunan khusus (curing shed) yang memungkinkan aliran udara bebas keluar masuk sampai tembakau kering dengan sempurna. Pengembangan tembakau Burley di Indonesia saat ini mengalami kendala karena kualitas dan harga tidak bisa bersaing dipasar Internasional.
c. Sun Cured
Tembakau krosok yang dikeringkan dengan Sun Cured ini adalah Tembakau Oriental dan Native. Cara pengeringan tembakau ini adalah dengan menjemur daun tembakau dibawah sinar matahari secara langsung. Tembakau Oriental mempunyai karakter aroma yang tinggi dan sangat spesifik sehingga menghasilkan rasa rokok aromatik dan khas.
d. Sun Air Cured
Tembakau krosok yang dikeringkan dengan Sun Air Cured adalah Tembakau Kasturi. Pengembangannya di daerah Karanganyar, Jember dan Lumajang. Cara pengeringannya adalah dengan mengalirkan udara bebas (angin) selama beberapa waktu kemudian dijemur dibawah matahari langsung. Pengembangan tembakau Kasturi ini mempunyai potensi pasar yang bagus kedepannya dimana pasar luar negeri mulai mengenal tembakau Kasturi.
e. Dark Fire Cured
Tembakau krosok yang dikeringkan dengan Sun Air Cured adalah Tembakau Kasturi. Pengembangannya di daerah Karanganyar, Jember dan Lumajang. Cara pengeringannya adalah dengan mengalirkan udara bebas (angin) selama beberapa waktu kemudian dijemur dibawah matahari langsung. Pengembangan tembakau Kasturi ini mempunyai potensi pasar yang bagus kedepannya dimana pasar luar negeri mulai mengenal tembakau Kasturi.
e. Dark Fire Cured
Tembakau krosok yang dikeringkan dengan Dark Fire Cured ini adalah Tembakau Boyolali. Cara pengeringan tembakau ini adalah dengan pengasapan yaitu mengalirkan asap dan panas dibawah susunan daun tembakau. Berbeda dengan Flue Cured, api tidak dibiarkan membara namun dijaga agar tetap mengeluarkan asap. Tembakau jenis ini biasanya sebagai bahan baku cerutu.
2. Tembakau Rajangan ( Slicing Tobacco )
Tembakau Rajangan merupakan tembakau asli Indonesia yang banyak dikembangkan di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tiap daerah penghasil tembakau di Indonesia biasanya memproduksi daun tembakau yang khas, disebabkan kondisi dan budaya setempat. Oleh karena itu, tembakau biasanya dinamakan sesuai daerah tumbuhnya misalnya Paiton, Bondowoso, Madura, Garut, Temanggung dan lain-lain. Potensi pasar tembakau Rajangan adalah pasar dalam negeri karena hanya sebagai bahan baku rokok kretek. Cara pengeringan tembakau Rajangan adalah Sun Cured atau dikeringkan dengan dijemur langsung dibawah sinar matahari. Berdasarkan ukuran rajangannya, tembakau rajangan dapat dibedakan menjadi :
a. Fine Cut ( Rajangan Halus )
Ukuran tembakau rajangan yang masuk kategori ini adalah 0.5 - 2 mm. Tembakau yang menggunakan rajangan halus ini adalah Rajangan Garut dan Rajangan Tamanan Wringin.
b. Medium Cut ( Rajangan Medium )
Ukuran rajangannya adalah 2 - 3 mm. Contoh tembakau yang masuk dalam rajangan medium adalah Rajangan Madura, Blitar, Rembang, Temanggung, Ngawi.
c. Broad Cut ( Rajangan Kasar )
Ukuran rajangannya adalah 3 - 4.5 mm. Contoh tembakau yang masuk dalam rajangan kasar adalah Rajangan Paiton, Bondowoso, Ploso.
a. Fine Cut ( Rajangan Halus )
Ukuran tembakau rajangan yang masuk kategori ini adalah 0.5 - 2 mm. Tembakau yang menggunakan rajangan halus ini adalah Rajangan Garut dan Rajangan Tamanan Wringin.
b. Medium Cut ( Rajangan Medium )
Ukuran rajangannya adalah 2 - 3 mm. Contoh tembakau yang masuk dalam rajangan medium adalah Rajangan Madura, Blitar, Rembang, Temanggung, Ngawi.
c. Broad Cut ( Rajangan Kasar )
Ukuran rajangannya adalah 3 - 4.5 mm. Contoh tembakau yang masuk dalam rajangan kasar adalah Rajangan Paiton, Bondowoso, Ploso.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar