Kamis, 17 Oktober 2013

Karakteristik dan Morfologi Daun Tembakau Oriental

Tembakau Oriental merupakan tembakau yang mempunyai ciri aroma yang khas dibandingkan dengan tembakau lain yang dikembangkan di seluruh dunia. Tembakau Oriental disebut juga sebagai tembakau aromatik karena memiliki aroma khas yaitu harum, gurih dan manis. Pada rokok kretek, tembakau oriental mempunyai peranan penting sebagai bahan racikan rokok kretek karena rokok kretek memiliki karakter "Oriental Nutts" dengan aroma kuat dan menonjol. Berbeda dengan dengan rokok putih yang memiliki karakter "Burley Nutts" yang tidak memiliki aroma khas oriental seperti pada rokok kretek.

Menurut Akehurst (1983), tembakau Oriental sangat cocok ditanam ditanah berpasir sampai liat berkapur dan kandungan bahan organiknya rendah. Pada awal pertumbuhan, tembakau oriental memerlukan cukup hujan dan pada fase selanjutnya memerlukan iklim kering dengan cahaya matahari penuh. Tembakau Oriental memiliki mutu yang bagus apabila ukuran daunnya kecil. Oleh sebab itu, tembakau oriental sangat cocok dibudidayakan pada lahan kritis yang kandungan unsur hara tanah sedikit.
 
Trade Origin Tembakau Oriental : Bulgaria, Greece, Kirgizstan, Lebanon, Macedonia, Serbia, Turkey.
 
Dilihat dari karakter dan morfologi daunnya, tembakau Oriental dapat dibedakan menjadi :
1. Izmir
Varietas Izmir merupakan tembakau yang sangat aromatis dan menjadi standar mutu tembakau oriental klasik di Turki. Karakter Izmir memiliki ukuran daun yang paling kecil dibandingkan dengan varietas oriental lainnya.

2. Basma

 

3. Xanthi Yaka


 4. Samsun


5. Prilep


6. East Tobacco



7. Kurumovgrad

8. Dubek


 

Rabu, 09 Oktober 2013

Dry Ice Expanded Tobacco ( DIET )

Salah satu teknologi dalam dunia tembakau adalah Dry Ice Expanded Tobacco ( DIET ). Proses tembakau DIET ini sebenarnya sudah lama dikenal di manca negara namun untuk produksi dalam negeri Indonesia masih sedikit sekali yang menggunakan teknologi DIET ini. Secara sederhana, cara kerja teknologi Dry Ice Expanded Tobacco ( DIET ) adalah dengan menyemprotkan selubung CO2 pada daun tembakau untuk kemudian diberikan tekanan dan suhu yang tinggi sehingga memaksa volume sel daun tembakau mengembang hingga dua kali lipat.

Proses pengolahan tembakau menggunakan teknologi DIET ini merupakan teknologi yang ramah lingkungan karena menggunakan karbondioksida cair ( CO2 liquid ) dan gas (CO2 gaseous) dan hasil buangan dari proses DIET dapat dinetralisir sehingga dapat digunakan kembali untuk proses DIET tembakau selanjutnya.

Manfaat dan tujuan dari Dry Ice Expanded Tobacco ( DIET ) adalah :
  1. Mengurangi kepadatan lamina tembakau (extra filling power) pada rokok.
  2. Menurunkan berat atau volume tembakau dalam rokok.
  3. Efektif mengurangi kandungan Tar dalam lamina tembakau.
  4. Meningkatkan kualitas merokok (smooking quality) dengan karakteristik airflow yang lebih baik.
  5. Dapat menurunkan kadar nikotin dalam rokok.
Proses pembuatan DIET tembakau meliputi 4 tahapan utama :
  1. Infeed System
  2. Cold End System
  3. Hot End System
  4. Reordering

Selasa, 08 Oktober 2013

Kamis, 03 Oktober 2013

Klasifikasi Rokok


Rokok yang beredar di pasaran Indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Perbedaan tersebut didasarkan atas proses pembuatan rokok, bahan baku atau isi rokok, bahan pembungkus rokok dan penggunaan filter rokok.

Rokok berdasarkan bahan pembungkusnya dibedakan menjadi :
  1. Klobot    : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
  2. Kawung  : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
  3. Cerutu    : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
  4. Sigaret    : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
Rokok berdasarkan bahan baku atau isi dibedakan menjadi :
  1. Rokok Putih       : rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi flavor (saos) untuk mendapatkan rasa dan aroma yang tertentu. 
  2. Rokok Kretek    : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi flavor (saos) untuk mendapatkan rasa dan aroma yang tertentu. 
  3. Rokok Klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh dan kemenyan yang diberi flavor (saos) untuk mendapatkan rasa dan aroma yang tertentu.
Rokok berdasarkan proses pembuatannya dibedakan menjadi :
  1. Sigaret Kretek Tangan (SKT) yaitu rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan manusia dan alat bantu sederhana. Biasanya rokok yang dihasilkan mempunyai diameter berbeda pada pangkal dan ujung rokok. Hal ini yang menjadikan ciri khas dari SKT.
  2. Sigaret Kretek Mesin (SKM) yaitu rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Bahan baku isi rokok dimasukkan dalam mesin pembuat rokok kemudian keluar dari mesin tersebut sudah menjadi rokok batangan. Berbeda dengan SKT, biasanya rokok yang dihasilkan oleh SKM mempunyai diameter yang sama dari pangkal sampai ujung rokok. 
Berdasarkan kandungan flavour-nya, Sigaret Kretek Mesin (SKM) dapat digolongkan menjadi :
  • SKM Full Flavor (SKM FF) yaitu rokok yang proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas berupa flavor (saos) berbahan alkohol (alcohol based). Contoh : Djarum Super, Gudang Garam International dan lain-lain.
  • SKM Light Mild (SKM LM) yaitu rokok yang proses pembuatannya menggunakan bahan baku dengan kandungan tar dan nikotin-nya rendah. Contoh : A Mild, U Mild, Clas Mild, Surya Slim, LA Light dan lain-lain.
 Rokok berdasarkan kultur budaya dibedakan menjadi :
  1. Bidis yaitu tembakau yang digulung menggunakan daun temburni kering dan diikat dengan benang. Biasa ditemukan di Asia Tenggara dan India.
  2. Cigar yaitu rokok yang terbuat dari fermentasi tembakau yang diasapi, digulung dengan daun tembakau. Biasa ditemukan di Havana, Kuba.
  3. Kretek yaitu rokok yang terbuat dari campuran tembakau dan cengkeh. Rokok jenis ini hanya ditemukan di Indonesia dan kretek merupakan rokok ciri khas Indonesia.
  4. Susur yaitu tembakau yang langsung dimasukkan mulut dan dikunyah, kemudian diletakkan antara pipi dan gusi. Biasa ditemukan di Asia Tenggara dan India.
  5. Shisha yaitu rokok yang terbuat dari tembakau yang diberi flavor (saos) berupa ekstrak buah-buahan sehingga beraroma buah-buahan dan disedot menggunakan pipa dari tabung. Biasa ditemukan di Afrika Utara, Timur Tengah dan Asia termasuk Indonesia.
Rokok berdasarkan penggunaan filter, dibedakan menjadi :
  1. Rokok Filter (RF)            : rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus.
  2. Rokok Non Filter (RNF) : rokok yang bagian pangkalnya tidak terdapat gabus. 

Selasa, 01 Oktober 2013

Metode Expanded Stem Tembakau

Sektor tembakau telah ditetapkan Pemerintah sebagai salah satu dari 10 industri prioritas di Indonesia. Hal ini mencerminkan bahwa dengan pengembangan di sektor tembakau dapat meningkatkan daya serap tenaga kerja dan kontribusi industri terhadap pendapatan negara.

Tembakau adalah salah satu tanaman yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dimana tembakau merupakan bahan baku utama dalam pembuatan rokok. Semua bagian dari tanaman tembakau dapat dimanfaatkan dalam industri rokok, sebagai contoh adalah daun tembakau terdiri dari lamina daun dan stem (tulang daun). Tembakau yang dipanen dari petani akan diolah di pabrik pengolahan tembakau dimana akan dipisahkan antara lamina dan stem dari daun tembakau tersebut. Lamina (proses pengolahan tembakau dapat dibaca disini) dan stem dari tembakau akan dikemas dan diolah lagi di Primary Processing.

Teknik Expanded dalam tembakau dapat digolongkan menjadi 2 macam :
Tembakau yang di-expand melalui proses DIET ini berupa Lamina atau Small Lamina tembakau.
Bagian tembakau yang dapat di-expand dengan metode ini adalah Stem dari tembakau. Stem yang paling bagus digunakan untuk CRES adalah stem FC Virginia.

Fungsi Expand tembakau adalah : 
1. Meningkatkan volume tembakau pada saat dikeringkan tidak menyusut dan bahkan bertambah 2 - 3 kali dari awal sebelum di-expand.
2. Hasil dari proses expand dapat digunakan sebagai filling power atau pengisi dari sebatang rokok sehingga lebih hemat dalam pemakaian tembakau dalam sebatang rokok.

Berikut ini tahapan pada proses Expanded Stem tembakau :
1. Blending
 Proses blending adalah mencampur stem tembakau dengan komposisi tertentu agar kualitas produk sesuai dengan yang diinginkan. Proses mencampur tembakau yang baik adalah menggunakan blending table sehingga tembakau bisa tercampur dengan baik. Selain itu, pada blending area bisa ditempatkan orang  (tenaga picker) untuk mengambil NTRM atau tembakau off blend (tembakau yang tidak sesuai dengan komposisi blend yang diinginkan).
2. Conditoning
Dalam proses ini tembakau dari blending dilewatkan pada mesin Conditioning Cylinder untuk dikondisikan dengan mengatur kadar air dan temperatur dari stem tembakau. Pengaturan kelembaban dan temperature tembakau dilakukan dengan menyemprotkan steam secara langsung atau tak langsung ke tembakau yang masuk Conditioning Cylinder dan bersamaan dengan itu juga ditambahkan air untuk memberikan kelembaban pada stem tembakau.

3. Silo
Stem dari conditioning cylinder akan disimpan sementara dalam SILO agar kandungan air dapat terserap masuk kedalam inti stem sehingga stem menjadi lunak dan lembut seperti gabus. Biasanya membutuhkan waktu selama 2 jam tergantung kondisi kelunakan stem dan karakter stem.
4. NTRM Detection
 Dalam proses ini stem tembakau dilewatkan pada Metal Detector agar bahan logam yang merusak mesin dapat dihindari. Selain itu dapat juga ditambahkan Airlift system atau Optical system agar dapat memisahkan NTRM (Non Tobacco Related Material) seperti batu, kertas, tali dan lain-lain.

5. Cutting 
Cutting adalah proses paling kritikal dari proses expanded stem karena kualitas hasil potong akan secara langsung mempengaruhi karakteristik produk akhir. Mekanisme proses cutting menggunakan drum pisau yang berputar dengan kecepatan tertentu yang memiliki korelasi dengan kecepatan feeding material cutting.. Kualitas hasil potong dapat dipertahankan dengan melakukan perawatan dan penggantian spare part mesin cutting secara berkala. Kebersihan dan perawatan harian mesin juga tidak kalah penting dalam menunjang proses. Biasanya pabrik rokok memiliki lebih dari 1 mesin cutter untuk back up.

6. Expanding ( Expansion )
Dalam proses ini stem tembakau hasil cutting akan diekspansi. Mekanisme proses ekspansi ini adalah menggunakan udara bertekanan tinggi ditambah dengan steam uap panas sehingga stem hasil cuting akan lebih mengembang 2-3 kali lipat. Keberhasilan expansi ini sangat dipengaruhi dari ketebalan stem hasil cutting dan karakter stem itu sendiri.

7. Drying
Setelah melalui proses expanding, kadar air (moisture content) stem masih sangat tinggi hingga mencapai 25-30% sehingga perlu dikeringkan. Proses pengeringan menggunakan mesin Rotary Dryer yang berupa silinder seperti conditioning.

8. Flavouring
Dalam proses ini stem yang telah dikeringkan keluar dari dryer diberi Flavour. Larutan flavour berbahan dasar Alcohol ( Alcohol based ). Flavour di semprotkan pada tembakau di dalam mesin Flavour Cylinder. Dengan menggunakan Automatic flavour system proses penyemprotan dilakukan dengan hasil yang sangat homogen. Dosis dari Flavour dengan Tobacco harus konstan dan merata agar stabilitas rasa produk rokok selalu terjaga.

9. Packing
Dalam proses ini expanded stem yang sudah diberi flavour dikemas menggunakan box C48 untuk pemasaran langsung ke customer atau masuk ke Big SILO untuk menunggu proses selanjutnya dalam pembuatan rokok.

Semoga bermanfaat

Rabu, 25 September 2013

Klasifikasi Tembakau Indonesia

Indonesia merupakan salah satu penghasil tembakau terbesar didunia. Beragam jenis tembakau telah dikembangkan diberbagai daerah di Indonesia. Tiap daerah memiliki keunikan produk unggulan dengan kekhasan cita rasa masing-masing. Tanaman tembakau di Indonesia biasa disebut sebagai "Emas Hijau" karena merupakan produk perkebunan yang mempunyai nilai jual tinggi yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Tembakau sebagai bahan baku utama dalam pembuatan rokok, memberikan sumber pendapatan negara terbesar di Indonesia melalui cukai yang diberlakukan pada setiap produk rokok sigaret. 

Berdasarkan musim atau cuaca yang ada di Indonesia, tembakau dapat digolongkan menjadi 2 (dua) macam yaitu :
1. Tembakau Na-Oogst
Tembakau  Na-Oogst adalah jenis tembakau yang ditanam pada musim kemarau kemudian dipanen atau dipetik pada musim penghujan.
2. Tembakau Voor-Oogst
Tembakau Voor-Oogst adalah jenis tembakau yang ditanam pada musim penghujan kemudian dipanen atau dipetik pada musim kemarau. Tembakau jenis ini biasanya dinamakan sebagai tembakau musim kemarau (onberegend).

Berdasarkan karakter fisiknya, tembakau dapat digolongkan menjadi :
1. Tembakau Krosok ( Leaf Tobacco )
Tembakau jenis Krosok ini sangat diminati oleh pasar Internasional sebagai bahan baku rokok putih. 80% produksi tembakau krosok di Indonesia  dipasarkan di mancanegara dalam bentuk produk  setengah jadi maupun sudah berupa blend rokok dan 20% produksi sebagai campuran bahan baku rokok kretek oleh semua pabrik rokok di Indonesia. Berdasarkan cara pengeringannya dapat digolongkan menjadi:
a. Flue Cured
Tembakau krosok yang dikeringkan dengan Flue Cured ini adalah Tembakau Virginia, dikembangkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kualitas tembakau Virginia di Indonesia merupakan kualitas terbaik kedua setelah Brasil. Pengeringan daun tembakau Virginia adalah dengan mengalirkan udara panas melalui pipa Flue yang berputar secara merata dan daun tembakau diletakkan atau disusun sedemikian rupa diatas Flue putar tersebut didalam sebuah bangunan khusus. Pengembangan tembakau Virginia di Indonesia saat ini mengalami kendala dalam bahan bakar untuk membuat aliran panas Flue tersebut.
b. Air Cured
Tembakau krosok yang dikeringkan dengan Air Cured ini adalah Tembakau Burley, dikembangkan didaerah Lumajang, Jawa Timur. Cara pengeringan tembakau ini adalah diangin-anginkan yaitu dengan menyusun daun tembakau sedemikian rupa disebuah bangunan khusus (curing shed) yang memungkinkan aliran udara bebas keluar masuk sampai tembakau kering dengan sempurna. Pengembangan tembakau Burley di Indonesia saat ini mengalami kendala karena kualitas dan harga tidak bisa bersaing dipasar Internasional.
c. Sun Cured
Tembakau krosok yang dikeringkan dengan Sun Cured ini adalah Tembakau Oriental dan Native. Cara pengeringan tembakau ini adalah dengan menjemur daun tembakau dibawah sinar matahari secara langsung. Tembakau Oriental mempunyai karakter aroma yang tinggi dan sangat spesifik sehingga menghasilkan rasa rokok aromatik dan khas.
d. Sun Air Cured
Tembakau krosok yang dikeringkan dengan Sun Air Cured adalah Tembakau Kasturi. Pengembangannya di daerah Karanganyar, Jember dan Lumajang. Cara pengeringannya adalah dengan mengalirkan udara bebas (angin) selama beberapa waktu kemudian dijemur dibawah matahari langsung. Pengembangan tembakau Kasturi ini mempunyai potensi pasar yang bagus kedepannya dimana pasar luar negeri mulai mengenal tembakau Kasturi.

e. Dark Fire Cured
Tembakau krosok yang dikeringkan dengan Dark Fire Cured ini adalah Tembakau Boyolali. Cara pengeringan tembakau ini adalah dengan pengasapan yaitu mengalirkan asap dan panas dibawah susunan daun tembakau. Berbeda dengan Flue Cured, api tidak dibiarkan membara namun dijaga agar tetap mengeluarkan asap. Tembakau jenis ini biasanya sebagai bahan baku cerutu.

2. Tembakau Rajangan ( Slicing Tobacco )
Tembakau Rajangan merupakan tembakau asli Indonesia yang banyak dikembangkan di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tiap daerah penghasil tembakau di Indonesia biasanya memproduksi daun tembakau yang khas, disebabkan kondisi dan budaya setempat. Oleh karena itu, tembakau biasanya dinamakan sesuai daerah tumbuhnya misalnya Paiton, Bondowoso, Madura, Garut, Temanggung dan lain-lain. Potensi pasar tembakau Rajangan adalah pasar dalam negeri karena hanya sebagai bahan baku rokok kretek. Cara pengeringan tembakau Rajangan adalah Sun Cured atau dikeringkan dengan dijemur langsung dibawah sinar matahari. Berdasarkan ukuran rajangannya, tembakau rajangan dapat dibedakan menjadi :
a. Fine Cut ( Rajangan Halus )
Ukuran tembakau rajangan yang masuk kategori ini adalah 0.5 - 2 mm. Tembakau yang menggunakan rajangan halus ini adalah Rajangan Garut dan Rajangan Tamanan Wringin.
b. Medium Cut ( Rajangan Medium )
Ukuran rajangannya adalah 2 - 3 mm. Contoh tembakau yang masuk dalam rajangan medium adalah Rajangan Madura, Blitar, Rembang, Temanggung, Ngawi.
c. Broad Cut ( Rajangan Kasar )
Ukuran rajangannya adalah 3 - 4.5 mm. Contoh tembakau yang masuk dalam rajangan kasar adalah Rajangan Paiton, Bondowoso, Ploso.

Semoga bermanfaat.

Rabu, 18 September 2013

Harga Tembakau Oriental Indonesia tidak kompetitif dengan Harga Internasional

Tembakau Oriental merupakan tembakau aromatik yang sangat dibutuhkan dalam pembuatan rokok baik itu rokok putih maupun rokok kretek. Karakter tembakau oriental pada umumnya mempunyai aroma yang khas yaitu rasa gurih, manis yang tidak ada dalam karakter aroma tembakau jenis lain.

Tembakau Oriental di Indonesia dikembangkan dalam bentuk Krosok dan Rajangan. Sampai saat ini Krosok Oriental masih digunakan oleh pabrik tembakau namun mereka mendatangkan tembakaunya dari luar negeri (import) karena harganya lebih murah dibandingkan dengan Indonesia. 
Biasanya pabrik tembakau mendatangkan tembakau Oriental dari China, India, Thailand, Turki dan lain-lain dengan harga pasaran 3 - 4 dolar namun harga di Indonesia bisa mencapai lebih dari 5 dolar untuk kualitas terbaik. Pada tahun 2008, Sampoerna pernah menargetkan 20.000 ton kering bakal tercapai dalam kurun waktu selama 5 tahun.

Secara kualitas krosok Oriental yang dikembangkan di Indonesia tidak kalah dibandingkan dengan Turki (negara asal Krosok Oriental) dan negara lain namun karena masalah persaingan harga pasaran yang membuat pengembangan Krosok Oriental terhenti sejak tahun 2009. Biaya usaha tani untuk penanaman tembakau dan tingkat keseragaman dari ukuran daun tembakau juga menjadi faktor penyebabnya. 

Di Indonesia, biaya usaha tani untuk pengembangan tembakau Krosok Oriental masih sangat tinggi karena banyaknya perlakuan khusus agar tembakau bisa menghasilkan kualitas bagus. Tingkat keseragaman ukuran daun juga berbeda-beda karena untuk menghasilkan kualitas terbaik adalah daun harus kecil dan biasanya ditanam dilahan kritis seperti pengunungan tandus namun oleh petani ditanam di lahan persawahan sehingga daun menjadi besar dan kualitas menjadi tidak bagus. Dalam penjualannya pun petani masih mengandalkan pengepul tembakau walaupun sudah ada sistem kemitraan dengan pabrik tembakau.

Di China dan Thailand, dengan asumsi kualitas sama namun mereka bisa membentuk ukuran daun yang seragam kecil dan tebal serta biaya usaha tani disana termasuk rendah karena tidak memerlukan sortasi atau pemilahan daun dan menggunakan teknologi tinggi untuk pemanenannya.

Dari uraian diatas dapat kita ambil hikmah bahwa pengembangan tembakau Krosok Oriental masih mempunyai potensi karena sampai saat ini masih dibutuhkan oleh pabrik tembakau di Indonesia. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan penerapan teknologi tepat guna agar kita tidak bergantung pada produk impor yang secara kualitas dan kuantitas bisa dipenuhi oleh pasar dalam negeri.

Semoga bermanfaat.





Selasa, 10 September 2013

Kampung Iklim : Bank Sampah Janoko - Madiun

Bank Sampah yang ada di Jalan Janoko, Kota Madiun ini merupakan salah satu program yang dikelola oleh sekelompok masyarakat yang sangat peduli terhadap lingkungan. Program ini merupakan salah satu program Kampung Iklim yang dicanangkan pemerintah melalui Badan Lingkungan Hidup bekerja sama dengan Kantor Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun. Salah satu daerah percontohan Kampung Iklim adalah Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun yang sudah menerapkan sistem "Sustainable Waste Management ( SWM )" dimana masyarakat disana sudah lama memahami tentang pengelolaan limbah yang berkelanjutan namun belum ada wadah yang menampung aspirasi dari masyarakat daerah tersebut khususnya dalam hal pengelolaan lingkungan hidup.

Program Kampung Iklim yang sudah dijalankan adalah sebagai berikut :
1. Sumur Resapan. Merupakan salah satu rekayasa dalam teknik konservasi air berupa sumur buatan  dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai penampung air hujan atau air permukaan dan meresapkannya kedalam tanah.
2. Biopori. Merupakan lubang silindris yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm (jangan melebihi kedalaman muka air tanah). Lubang tersebut kemudian diisi sampah organik sehingga terbentuk aktifitas organisme tanah dan perakaran tanaman.
3. Jogging Track. Merupakan sarana olah raga yang diberikan secara gratis bagi masyarakat dengan lintasan yang telah disediakan sambil menikmati keindahan alam (taman) dan suara kicauan burung di alam bebas.
4. Bank Sampah. Merupakan wadah masyarakat untuk membina, melatih, mendampingi sekaligus membeli dan memasarkan hasil pengelolaan sampah daur ulang. Program yang baru minggu lalu (8 Sept. 2013) disosialisasikan oleh Ketua RT. 043 Kelurahan Oro-Oro Ombo ini disepakati menggunakan nama "Bank Sampah Janoko" karena letaknya ada di Jalan Janoko. Sebenarnya didaerah tersebut terdapat nama jalan wayang seperti Jalan Bima, Puntodewo, Pandawa dan lain-lain namun untuk memudahkan orang mengenal Bank Sampah yang ada digunakan nama Janoko.

Dengan adanya Bank Sampah Janoko ini diharapkan nantinya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sekitar khususnya dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Program baru tersebut disambut baik oleh masyarakat dan nantinya akan dibentuk suatu organisasi yang secara profesional mengelola Bank Sampah tersebut dengan menerapkan sistem "Sustainable Waste Management" yang sudah ada dan berbagi pengalaman melalui Seminar, Lokakarya, Workshop, Pelatihan dan lain-lain.


Selasa, 03 September 2013

Sempu Island, East Java's Adventure

Pada tanggal 31 Agustus 2013 yang lalu saya dan teman-teman pergi ke suatu tempat yang konon  pemandangannya sangat indah dan kami memutuskan untuk pergi kesana. Tempat tersebut bernama Pulau Sempu. Berikut ini saya ceritakan petualangan kami yang mungkin bisa memberikan inspirasi bagi Anda untuk pergi kesana.

Kami berangkat dari Pandaan mulai jam 07.00 WIB menuju tempat persewaan alat untuk camping seperti tas carrier, tenda, matras, kompor gas kecil, lampu badai dan lain-lain di suatu tempat daerah kota Malang. Setelah melengkapi peralatan camping, kami pergi ke sebuah Minimarket untuk membeli makanan yang kita siapkan untuk bekal camping nanti. Sebelumnya kita sudah merencanakan untuk menginap di Pulau Sempu selama 1 hari sehingga perbekalan kita siapkan untuk hidup selama 2 hari untuk antispasi.

Pada jam 08.00 pagi kita mulai berangkat dari Malang. Perjalanan menuju Sendang Biru tidaklah sulit karena jalan menuju kesana sudah bagus. Nantinya dari Sendang Biru naik perahu menuju Pulau Sempu. Pada saat melewati Desa Turen, Kab. Malang, kita sempatkan untuk mampir ke Masjid Tiban yang konon masyarakat sekitar masjid tidak tahu siapa sebenarnya yang membuat masjid tersebut. Berikut penampakannya :
1. Masjid Tiban 


 

Nantinya Anda melewati sebuah desa atau perkampungan yang mayoritas kehidupannya adalah petani. Betapa terkejutnya kami disaat kami memasuki jalan menuju masjid tersebut. Ditengah perkampungan ada masjid yang begitu megah dan berdiri kokoh dengan hiasan ornamen seni kaligrafi. Gambar dapat Anda lihat diatas.SUBHANALLAH....

Kami langsung masuk gerbang Masjid Tiban dan menuju tempat parkir dibelakang masjid. Kami serombongan
tiada hentinya berdecak kagum disaat mengitari masjid tersebut. Disaat kami sudah sampai di parkiran belakang masjid, kami melihat sebuah bangunan dengan seni kaligrafi yang sangat bagus. Kami sempat foto-foto didepan bangunan tersebut...hehehe..*Narsis dulu...*

Kemudian kami bergegas masuk ke dalam masjid karena kami tidak sabar masuk kedalam masjid. Namun, mata kami sempat tertuju pada tulisan yang terletak didepan pintu belakang masjid tersebut. Kami sempat tertegun dengan adanya tulisan tersebut : "Harta itu Jembatan, Bukan Tujuan"
dan "Hidup itu Ujian, Bukan Tujuan". Makna yang sangat dalam artinya bila kita sanggup merasakannya.





Satu persatu ruangan saya telusuri dan ternyata masjid ini bertingkat hingga 10 lantai. Saya sempat tertegun saat melihat ada sebuah ruangan dengan perabot yang unik. Mungkin ini dulu ruangan yang dipakai sebagai tempat tinggal oleh pemilik Masjid Tiban ini.


 Pada salah satu lantai Masjid Tiban ini juga terdapat akuarium raksasa yang tentunya menambah pesona keindahan masjid. Pada lantai 9 dan 10 juga terdapat pasar dan toko-toko yang menjual berbagai macam souvenir dan juga ada semacam Foodcourt yang menjajakan makanan dan minuman cepat saji.

Sekitar jam 10 pagi saya bersama teman-teman melanjutkan perjalanan ke Sendang Biru. Namun sebelum sampai disana saya melihat ada papan petunjuk yang menunjukkan arah ke Sendang Biru dan Goa Cina. Rasa penasaran mulai menyelimutiku dan teman serombongan, makanya kita memutuskan untuk pergi ke Goa Cina dulu.

2. Goa Cina
 Sesampainya di Goa Cina saya melihat pemandangan yang begitu indah. Disana saya melihat pasir putih dan deburan ombak beserta pulau-pulau kecil yang begitu indah, dengan langit yang cerah kita dapat melihat perpaduan warna yang begitu sempurna yang membuat kita tidak mau pergi dari tempat tersebut.



Selain kita disuguhi pemandangan yang sangat mempesona, kita juga dapat bermain dan berenang dipinggir pantai dengan pasir putih yang lembut. Disana kita dapat juga menjumpai pantai yang menghijau karena ditumbuhi lumut namun tidak licin kalau kita lalui, seperti hamparan karpet hijau yang dibentangkan dipinggir pantai. Sungguh pemandangan yang eksotik.

Disalah satu sisi pantai nan jauh disana kita bisa lihat deburan ombak laut selatan yang begitu ganas menerjang karang. Air laut yang jernih dan bersih menambah keindahan pantai di Goa Cina.

Dapat Anda lihat pulau kecil pada gambar diatas, disanalah letak Goa Cina berada. Tidaklah sulit untuk menjangkau Goa Cina tersebut. Menurut legenda, awal mula nama Goa Cina muncul pada tahun 1930 dimana ada seorang berkebangsaan Cina yang bertapa didalam goa selama bertahun-tahun hingga orang tersebut hilang (mukso) didalam goa sehingga sampai sekarang masyarakat sekitar menamai goa tersebut dengan nama "Goa Cina"


Sekitar jam 12 siang, kami berkemas dan melanjutkan perjalanan ke Sendang Biru. Jarak antara Sendang Biru dan Goa Cina tidak terlalu jauh sehingga kita bisa menghemat waktu dan lebih leluasa menikmati keindahan alam di Goa Cina. Sesampainya di Sendang Biru kita bisa melihat banyak perahu yang bisa kita sewa untuk mengantarkan kita ke Pulau Sempu.

3. Pulau Sempu
 
Di Sendang Biru kita bisa melihat banyak penjual makanan dan minuman disana. Kami sempat membeli bakso dan es kelapa muda sambil menikmati keindahan alam di Sendang Biru. Sekitar jam 5 sore, setelah menyewa perahu kita pun mulai menyeberang. Jangan lupa untuk minta nomer handphone pada penyewa perahu tersebut sehingga pada saat kita kembali dari Pulau Sempu bisa dijemput oleh perahu yang kita sewa tadi.

Perjalanan antara Sendang Biru dan Pulau Sempu hanya membutuhkan waktu selama 15 menit menggunakan perahu sewa. Sesampainya di pinggir pantai Pulau Sempu kita akan melihat banyak pohon bakau yang masih alami tumbuh subur disana. Kemudian kita akan masuk hutan melalui jalan setapak sampai ketemu danau Segara Anakan yang ada ditengah pulau tersebut. Perjalanan melintasi hutan tersebut hanya membutuhkan waktu sekitar 1 - 2 jam dari pinggir pantai Pulau Sempu sampai ke Segara Anakan. Jalan setapak yang kita lalui tidaklah terlalu sulit karena topografi di pulau tersebut termasuk kategori ringan.


Sesampainya di Segara Anakan hari sudah gelap sehingga kita langsung mendirikan tenda di pinggir danau Segara Anakan. Keesokan harinya disaat matahari mulai terbit barulah kita melihat keindahan alam Pulau Sempu yang sesungguhnya. Sungguh luar biasa indah, kita bisa melihat danau yang berwarna hijau dan airnya yang jernih sehingga kita bisa melihat ikan-ikan yang berenang dan karang yang ada didasar danau.


Melihat begitu jernih airnya maka tak kuasa kami menahan diri untuk menjeburkan diri berenang di danau Segara Anakan.




Disisi lain Pulau Sempu kita bisa melihat laut lepas dengan deburan ombak yang memukau. Disana kita bisa melihat sekumpulan lumba-lumba (Dolphin) berenang di lautan lepas. Sungguh pemandangan yang menakjubkan.




Setelah dirasa cukup puas kita menikmati keindahan alam di Segara Anakan, kita pun segera bergegas merapikan tenda dan perbekalan untuk persiapan kembali pulang. Sekitar jam 9 pagi kita mulai melakukan perjalanan kembali melintasi hutan di Pulau Sempu. Kurang lebih sekitar jam 10 pagi kita sudah sampai dipinggir pantai Pulau Sempu dan kita segera menelepon pemilik perahu yang kita sewa kemarin. Tidak menunggu lama perahu kita pun sudah kelihatan menjemput kami dan kami segera kembali ke Sendang Biru.

Setelah sampai di Sendang Biru, kita pun bisa mandi dan membeli makanan ringan. Setelah semua mandi kita pun pergi ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) untuk membeli ikan hasil tangkapan nelayan dan Anda harus bisa menawar harga kalau ingin membeli ikan disana. Ikan yang kita beli bisa langsung dibawa ke rumah makan didekat TPI untuk dimasak dan disantap bersama-sama.

Sekitar jam 1 siang kita pun bergegas untuk kembali pulang dan sekitar jam 3 sore kita pun dah sampai di Malang Kota. Perjalanan dari Sendang Biru ke Malang sebenarnya hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam dan jalan yang dilalui sudah bagus sehingga perjalanan menjadi lancar.

Semoga pengalaman ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengisi liburan. Namun, ada hal yang mengusik  kami selama liburan ditempat-tempat tersebut adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat dan pengunjung akan membuang sampah pada tempatnya. Banyak sekali sampah yang mengotori areal wisata tersebut sehingga semakin lama akan semakin tidak indah lagi. 

Selamat liburan. Happy Holiday.


Apa kabar Lumpur Lapindo????

Minggu, 01 September 2013

Kualitas tembakau Rembang mulai membaik

Rembang merupakan daerah yang mempunyai potensi besar terhadap kebutuhan tembakau di masa depan. Selain potensi lahan yang luas, para petani di Rembang mempunyai keinginan yang tinggi untuk menanam tembakau. Mereka mau membuka diri terhadap teknologi baru dalam penanaman tembakau seperti yang diajarkan oleh tenaga penyuluh suatu pabrikan rokok. Pemerintah kabupaten Rembang pun juga ikut memberikan dorongan positif terhadap warganya sehingga kemitraan antara petani dengan pabrikan rokok dapat terjalin dengan baik.

Lahan tembakau di Rembang mayoritas masih mengandalkan sistem tadah hujan dalam pengairannya. Biasanya mereka menanam tembakau pada bulan April-Mei dimana pada tahun ini curah hujan masih sangat tinggi. Menjelang panen pertama pada bulan Juli diharapkan curah hujan sudah mulai sedikit berkurang sehingga kualitas dan kadar air pada daun tembakau bagus, namun sampai pada akhir Juli 2013 curah hujan masih tinggi sehingga kualitas tembakau yang dihasilkan buruk sekali.

Mulai pertengahan bulan Agustus, curah hujan menurun sangat drastis seperti yang diharapkan petani tembakau di Rembang sehingga daun tembakau yang dipanen maupun penanganan pasca panen bisa lebih optimal. Diharapkan cuaca bertahan seperti ini sampai dengan panen tembakau berakhir sehingga kualitas tembakau bisa lebih terjaga.


Minggu, 25 Agustus 2013

Metode Fumigasi pada Produk Tembakau

Tembakau adalah salah satu produk pertanian sebagai bahan untuk pembuatan rokok. Di Indonesia rokok adalah salah satu sumber devisa terbesar negara yang diperoleh dari bea cukai rokok.

Tembakau dari petani akan diolah disebuah pabrik pengolahan tembakau GLT (Green Leaf Threshing) dan hasil olahan tembakau tersebut biasanya akan diseragamkan kadar air, berat dan packaging-nya. Kemasan biasanya menggunakan carton box. Setelah itu, produk tembakau tersebut akan disimpan dalam waktu lama untuk tujuan fermentasi dan menunggu proses berikutnya pada pabrik Primary Processing. 

Produk tembakau mempunyai musuh alami berupa beetle (serangga) pemakan daun tembakau atau lazim dikenal dengan istilah "Lazio". Oleh sebab itu, diperlukan teknik pemeliharaan yang tepat dan tak jarang akan membutuhkan biaya yang cukup tinggi karena produk tersebut akan disimpan minimal 1-2 tahun  di Long Term Storage (LTS) sebelum diolah ke mesin Primary.

Metode fumigasi yang telah diterapkan oleh pabrik tembakau di Indonesia :
1. Metode Konvesional
         Box-box tembakau akan ditutup atau diselimuti dengan terpal plastik dan didalamnya akan diberi bahan kimia beracun sehingga beetle yang menyerang tembakau akan mati dalam jangka waktu tertentu. Bahan beracun yang digunakan biasanya berupa tablet Phostoxin dan lain-lain. Metode ini masih digunakan oleh pabrik-pabrik besar di Indonesia.
2. Metode "Bettle Trap"
          Menempatkan box tembakau pada suatu ruangan dimana ruangan tersebut sudah diberi jebakan (trap) berupa tablet kecil dan perekat. Biasanya beetle yang memakan daun tembakau akan mendatangi jebakan tersebut dan beetle akan menempel pada perekat yang ada disekeliling tablet trap tersebut.
3. Metode Zat Karbon
          Box tembakau dimasukkan dalam ruangan tertutup (chamber) dan ruangan tersebut akan dialiri karbondioksida (CO2) dengan tingkatan tertentu. Gas CO2 tersebut sebelumnya sudah dipurifikasi terlebih dahulu. Belum ada penelitian yang menjelaskan CO2 tersebut akan mempengaruhi aroma atau kualitas dari tembakau setelah fumigasi dengan metode ini.
4. Metode "Zero Oxygen"
           Box tembakau dimasukkan dalam ruangan tertutup (chamber) dan ruangan tersebut akan dialiri oleh Nitrogen dan kandungan gas Oksigen dalam chamber akan disedot atau ditarik keluar chamber. Fumigasi metode ini memang cukup efektif karena tidak hanya beetle yang memakan tembakau saja yang mati tapi semua organisme hidup yang ada dalam chamber. Metode ini tidak mempengaruhi aroma maupun kualitas tembakau sehingga cukup aman digunakan. Diluar negeri sudah banyak yang menggunakan sistem seperti ini, namun di Indonesia hanya ada 1 pabrik pengolahan tembakau yang menggunakan fumigasi ini.
5. Metode "Vaccum dan Seal"
           Metode ini sebenarnya sangat sederhana sistemnya. Box tembakau hasil proses produksi ditumpuk (biasanya 3 tumpuk) kemudian dimasukkan disebuah kantong plastik khusus kemudian diberi vaccum dan seal (direkatkan dengan sedikit panas). Metode ini banyak kita lihat pada bungkus snack/produk makanan. Metode ini diaplikasikan pada saat setelah tembakau hasil olahan dikemas dalam box dan harus sesegera mungkin di-seal karena apabila beetle masuk maka akan tetap hidup didalam kantong khusus tersebut setelah di-seal.

Semoga bermanfaat.


Selasa, 20 Agustus 2013

Prediksi kualitas tembakau tahun 2013

Petani tembakau di tahun 2013 ini resah dimana cuaca di tahun ini sangatlah mengkhawatirkan. Petani tembakau berharap musim penghujan segera berakhir dan berganti musim kemarau. Pada bulan Juni  yang lalu curah hujan cukup tinggi, Juli curah hujan menurun tidak setinggi Juni dan diawal Agustus curah hujan kembali naik lagi. Saat petani mulai menanam bibit tembakau dilahan (sekitar bulan Juni) curah hujan tinggi sehingga banyak tembakau mati dan di beberapa daerah ada lahan tembakau yang tenggelam terkena banjir.

Pada awal bulan Agustus disaat petani sudah mulai panen malah hujan masih tinggi sehingga banyak tanaman tembakau yang lekes atau daun tembakau berwarna kekuningan dan hampir mati. Dengan kondisi tersebut diharapkan petani tidak memanen dengan membabi buta. 

Untuk mendapatkan kualitas tembakau yang bagus adalah pada saat daun tembakau berwarna Ngantel atau hijau kekuningan. Upayakan untuk menyelamatkan posisi daun tengah-atas tembakau karena disana-lah pundi-pundi uang dihasilkan. Bagaimana dengan daun bawah??? Petani harus berani ambil resiko untuk tidak petik daun bawah (1-10 daun) dengan membiarkan kering di pohon. Kenapa?? Karena daun bawah tersebut mengandung kadar air yang cukup tinggi sehingga hasil rendemen yang diperoleh tidak sesuai dengan biaya yang harus dikeluarkan.

Pada pertengahan Agustus 2013 ini curah hujan sudah mulai sedikit bahkan sudah jarang sekali turun hujan dan cenderung panas sehingga diharapkan kualitas tembakau lebih bagus dibanding tahun 2010. Pada tahun 2010 yang lalu curah hujan tinggi dari awal tanam sampai dengan panen sehingga kualitas tembakau sangat jelek dan semua perusahaan rokok terkena dampak yang signifikan karena tidak mendapatkan tembakau dengan kualitas yang diinginkan.

Pada tahun 2011, curah hujan cukup tinggi tapi masih lebih rendah dibanding 2010. Petani tembakau enggan untuk menanam tembakau karena dampak dari tahun 2010 yang petani merugi sangat banyak sehingga tembakau langka di pasaran dan harga tembakau melambung tinggi. Banyak sekali makelar tembakau yang masih berusaha mencari untung tinggi dengan memainkan harga sehingga harga tembakau sangat tinggi diluar batas kewajaran. Perusahaan rokok dengan modal besar akhirnya beralih untuk mulai mendatangkan tembakau dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan stoknya dimana harga dipasaran luar lebih rendah dibandingkan dalam negeri.

Pada tahun 2012, curah hujan sedikit dan kualitas tembakau sangat bagus. Petani tembakau yang terpukau dengan harga di tahun 2011 mulai menanam tembakau besar-besaran karena mengharapkan untung yang besar apabila harga masih sama dengan 2011. Hal itu dipicu juga oleh spekulan-spekulan tembakau yang juga ingin mendapatkan hasil untung lebih tinggi. Perusahaan tembakau yang punya modal tinggi juga masih impor tembakau untuk antisipasi anomali cuaca 2012. Oleh sebab itu, terjadi over supply hasil panen tembakau ditahun 2012 dan harga yang diharapkan tidak tercapai bahkan harga dipasaran dalam negeri lebih rendah dibanding pasaran diluar negeri. 

Pada tahun 2013 ini, dengan curah hujan yang mulai sedikit pada saat panen diharapkan kualitas tembakau lebih bagus dibanding 2010 dan 2011 tapi prediksi kualitas tidak lebih bagus dibanding 2012. Petani tembakau diharapkan lebih optimis lagi di tahun 2013 ini dan semoga makelar tembakau tidak mengambil untung yang tinggi di tahun ini sehingga petani tembakau di Indonesia lebih sejahtera.

Untuk lebih meningkatkan kesejahteraan petani tembakau di Indonesia dianjurkan untuk mengikuti program kemitraan yang dikeluarkan oleh perusahaan tembakau sehingga memutus rantai penjualan tembakau yang terlalu panjang dengan adanya makelar tembakau.

Budidaya Tembakau Rajangan (Part 2)


IV.  Pemeliharaan

1. Pemupukan I
Gunakan: pupuk starter ZA atau KNO3 (pupuk dengan kandungan N tinggi)
-    Dosis 5 gr/tanaman
-    Gunakan gelas ukuran
-    Larutan disiramkan dekat tanaman

2. Pemupukan II
Menempatkan pupuk dekat akar
-    Dosis
-    Letakkan diantara dua tanaman
-    Gunakan cangkul

3. Pengendalian hama dan penyakit
a.  Routine I
-    Menggunakan pestisida sesuai dosis
-    Merata pada seluruh bagian tanaman
b. Routine II
-    Bila ada gejala serangan hama atau penyakit segera lakukan pengendalian.
c. Routine lanjutan
-    Dilakukan apabila serangan telah mencapai ambang populasi, dalam hal ini jenis dan intensitas serangan.
4.  Pengairan
      a. Memasukkan air dalam areal pertanaman setelah stress periode.
           -    Setinggi ¾ guludan, setelah selesai segera buang air hingga tuntas 
     b. Memasukkan air dalam areal pertanaman
           -    Setinggi ½ guludan, air segera dibuang dengan asumsi serapan air mencapai ¾ guludan 
     c. Pengairan lanjutan
           -    Setinggi ½ guludan
 

 5.  Gebuh
 a.  Gebuh I
        -    Gebuh dalam guludan, sisi kanan & kiri hingga diperoleh tanah yang gembur disekitar tanaman
        -    Buka lapisan padat pada parit, dan angkat ke atas guludan
        -    Hasil guludan akan membentuk huruf V antar gulud (untuk single row)
    b. Gebuh II
        -    Intinya untuk membersihkan gulma & menggemburkan tanah
    c. Gebuh III
        -    Intinya untuk memberihkan gulma & menggemburkan tanah serta menghilangkan lapisan tanah yang keras

6. Topping dan Succering
 Yaitu: membuang ujung tanaman & memberikan zat penghambat tumbuhnya suli
     -    Jumlah daun antara 18 – 22 lembar
     -    Untuk tanaman yang seragam cukup 2x ulangan
     -    Setelah 1 minggu setelah topping segera berikan zat penghambat suli ± 12 ml/L
     -    Pemberian dengan aplikator, terutama pada 3 titik ketiak daun paling atas
    -   Bila masih banyak suli yang keluar lakukan ulangan

V. Panen

Pemetikan
a. Petik daun bawah
          -    2 – 3 lembar daun bawah dibiarkan kering lahan
          -    Petik 2 – 3 lembar daun diatas yang dijadikan kering lahan
          -    Daun hijau tua agak kuning
          -    Gulung dengan goni

Kering Pohon
b. Petik daun tengah
          -    Petik 2 – 3 lembar daun
          -    Daun kekuking-kuningan
          -    Gulung dengan goni
c. Petik daun dada
          -    Petik 3 – 4 lembar daun
          -    Daun kekuking-kuningan
          -    Gulung dengan goni
d. Petik daun atas
          -    Petik 3 – 4 lembar daun
          -    Daun kekuning-kuningan
          -    Gulung dengan karung goni

 VI. Pasca  Panen

1. Sortasi
Yaitu : memisahkan daun tembakau berdasarkan warna
    -    Pilah antara daun hijau kekuningan dengan daun yang kuning (masak)
 2. Pemeraman
 Yaitu memeram daun tembakau sampai warna dau sesuai dengan yang diinginkan (hijau kekuningan atau kuning)
    -   Meletakkan daun berdiri berjajar
    -   Menata daun sedemikian rupa kemudian dilipat & ditaruh di widik ±  20 – 25 kg/widik
 3. Peret / buang gagang
Yaitu membuang sebagian gagang daun tembakau
   -   Membuang 2/3 gagang, untuk rajang halus
   -   Membuang 1/3 gagang, untuk rajang kasar
   -   Timbang hasil peretan (daun lamina)
4.  Rajang
  Yaitu merajang daun tembakau sesuai ukuran yang diinginkan, dalam hal ini rajang kasar atau rajang halus
   -   Ukuran hasil rajang ± 1 – 2 ml untuk rajang halus
   -   Ukuran hasil rajang ± 3 – 4 ml untuk rajang kasar
   -   Kapasitas rajang berkisar antara 30 kg perjam tiap orang rajang
 5. Ret ret
Yaitu meletakan hasil rajang diatas widik sedemikian rupa hingga rata
   -   Kapasitas widik ± 4 kg
   -   Tebal tipisnya memperhatikan cuaca saat itu

Hasil rajang di ret-ret diatas widik
6. Jemur
   -   Jemur hasil ret-ret, pembalikan pada jam 12 siang
   -   Sore hari, rangkap jemuran 3 – 4 widik jadi 1
   -   Mengeringkan gagang yang mungkin belum kering
 7. Pelemasan
Yaitu melemaskan tembakau kering hasil rajang sehingga tidak hancur waktu digulung
   -    Pelemasan dilakukan malam hari (banyak embun)
   -    Setelah lemas lakukan penggulungan
 8. Pengebalan
Yaitu mengebal hasil pelemasan (pengemasan)
   -    Gulungan hasil pelemasan kita pisahkan berdasarkan warna
   -    Lakukan penimbangan sehingga tiap bal beratnya rata-rata sama
   -    Ukuran hasil pengebalan :
-    Panjang : ± 90 cm
-    Lebar : ± 60 cm
-    Tebal : ± 50
-    Berat : 40 – 50 kg