Petani tembakau di tahun 2013 ini resah dimana cuaca di tahun ini sangatlah mengkhawatirkan. Petani tembakau berharap musim penghujan segera berakhir dan berganti musim kemarau. Pada bulan Juni yang lalu curah hujan cukup tinggi, Juli curah hujan menurun tidak setinggi Juni dan diawal Agustus curah hujan kembali naik lagi. Saat petani mulai menanam bibit tembakau dilahan (sekitar bulan Juni) curah hujan tinggi sehingga banyak tembakau mati dan di beberapa daerah ada lahan tembakau yang tenggelam terkena banjir.
Pada awal bulan Agustus disaat petani sudah mulai panen malah hujan masih tinggi sehingga banyak tanaman tembakau yang lekes atau daun tembakau berwarna kekuningan dan hampir mati. Dengan kondisi tersebut diharapkan petani tidak memanen dengan membabi buta.
Untuk mendapatkan kualitas tembakau yang bagus adalah pada saat daun tembakau berwarna Ngantel atau hijau kekuningan. Upayakan untuk menyelamatkan posisi daun tengah-atas tembakau karena disana-lah pundi-pundi uang dihasilkan. Bagaimana dengan daun bawah??? Petani harus berani ambil resiko untuk tidak petik daun bawah (1-10 daun) dengan membiarkan kering di pohon. Kenapa?? Karena daun bawah tersebut mengandung kadar air yang cukup tinggi sehingga hasil rendemen yang diperoleh tidak sesuai dengan biaya yang harus dikeluarkan.
Pada pertengahan Agustus 2013 ini curah hujan sudah mulai sedikit bahkan sudah jarang sekali turun hujan dan cenderung panas sehingga diharapkan kualitas tembakau lebih bagus dibanding tahun 2010. Pada tahun 2010 yang lalu curah hujan tinggi dari awal tanam sampai dengan panen sehingga kualitas tembakau sangat jelek dan semua perusahaan rokok terkena dampak yang signifikan karena tidak mendapatkan tembakau dengan kualitas yang diinginkan.
Pada tahun 2011, curah hujan cukup tinggi tapi masih lebih rendah dibanding 2010. Petani tembakau enggan untuk menanam tembakau karena dampak dari tahun 2010 yang petani merugi sangat banyak sehingga tembakau langka di pasaran dan harga tembakau melambung tinggi. Banyak sekali makelar tembakau yang masih berusaha mencari untung tinggi dengan memainkan harga sehingga harga tembakau sangat tinggi diluar batas kewajaran. Perusahaan rokok dengan modal besar akhirnya beralih untuk mulai mendatangkan tembakau dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan stoknya dimana harga dipasaran luar lebih rendah dibandingkan dalam negeri.
Pada tahun 2012, curah hujan sedikit dan kualitas tembakau sangat bagus. Petani tembakau yang terpukau dengan harga di tahun 2011 mulai menanam tembakau besar-besaran karena mengharapkan untung yang besar apabila harga masih sama dengan 2011. Hal itu dipicu juga oleh spekulan-spekulan tembakau yang juga ingin mendapatkan hasil untung lebih tinggi. Perusahaan tembakau yang punya modal tinggi juga masih impor tembakau untuk antisipasi anomali cuaca 2012. Oleh sebab itu, terjadi over supply hasil panen tembakau ditahun 2012 dan harga yang diharapkan tidak tercapai bahkan harga dipasaran dalam negeri lebih rendah dibanding pasaran diluar negeri.
Pada tahun 2013 ini, dengan curah hujan yang mulai sedikit pada saat panen diharapkan kualitas tembakau lebih bagus dibanding 2010 dan 2011 tapi prediksi kualitas tidak lebih bagus dibanding 2012. Petani tembakau diharapkan lebih optimis lagi di tahun 2013 ini dan semoga makelar tembakau tidak mengambil untung yang tinggi di tahun ini sehingga petani tembakau di Indonesia lebih sejahtera.
Untuk lebih meningkatkan kesejahteraan petani tembakau di Indonesia dianjurkan untuk mengikuti program kemitraan yang dikeluarkan oleh perusahaan tembakau sehingga memutus rantai penjualan tembakau yang terlalu panjang dengan adanya makelar tembakau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar