Pada tanggal 31 Agustus 2013 yang lalu saya dan teman-teman pergi ke suatu tempat yang konon pemandangannya sangat indah dan kami memutuskan untuk pergi kesana. Tempat tersebut bernama Pulau Sempu. Berikut ini saya ceritakan petualangan kami yang mungkin bisa memberikan inspirasi bagi Anda untuk pergi kesana.
Kami berangkat dari Pandaan mulai jam 07.00 WIB menuju tempat persewaan alat untuk camping seperti tas carrier, tenda, matras, kompor gas kecil, lampu badai dan lain-lain di suatu tempat daerah kota Malang. Setelah melengkapi peralatan camping, kami pergi ke sebuah Minimarket untuk membeli makanan yang kita siapkan untuk bekal camping nanti. Sebelumnya kita sudah merencanakan untuk menginap di Pulau Sempu selama 1 hari sehingga perbekalan kita siapkan untuk hidup selama 2 hari untuk antispasi.
Pada jam 08.00 pagi kita mulai berangkat dari Malang. Perjalanan menuju Sendang Biru tidaklah sulit karena jalan menuju kesana sudah bagus. Nantinya dari Sendang Biru naik perahu menuju Pulau Sempu. Pada saat melewati Desa Turen, Kab. Malang, kita sempatkan untuk mampir ke Masjid Tiban yang konon masyarakat sekitar masjid tidak tahu siapa sebenarnya yang membuat masjid tersebut. Berikut penampakannya :
1. Masjid Tiban
Nantinya Anda melewati sebuah desa atau perkampungan yang mayoritas kehidupannya adalah petani. Betapa terkejutnya kami disaat kami memasuki jalan menuju masjid tersebut. Ditengah perkampungan ada masjid yang begitu megah dan berdiri kokoh dengan hiasan ornamen seni kaligrafi. Gambar dapat Anda lihat diatas.SUBHANALLAH....
Kami langsung masuk gerbang Masjid Tiban dan menuju tempat parkir dibelakang masjid. Kami serombongan tiada hentinya berdecak kagum disaat mengitari masjid tersebut. Disaat kami sudah sampai di parkiran belakang masjid, kami melihat sebuah bangunan dengan seni kaligrafi yang sangat bagus. Kami sempat foto-foto didepan bangunan tersebut...hehehe..*Narsis dulu...*
Kemudian kami bergegas masuk ke dalam masjid karena kami tidak sabar masuk kedalam masjid. Namun, mata kami sempat tertuju pada tulisan yang terletak didepan pintu belakang masjid tersebut. Kami sempat tertegun dengan adanya tulisan tersebut : "Harta itu Jembatan, Bukan Tujuan" dan "Hidup itu Ujian, Bukan Tujuan". Makna yang sangat dalam artinya bila kita sanggup merasakannya.
Satu persatu ruangan saya telusuri dan ternyata masjid ini bertingkat hingga 10 lantai. Saya sempat tertegun saat melihat ada sebuah ruangan dengan perabot yang unik. Mungkin ini dulu ruangan yang dipakai sebagai tempat tinggal oleh pemilik Masjid Tiban ini.
Pada salah satu lantai Masjid Tiban ini juga terdapat akuarium raksasa yang tentunya menambah pesona keindahan masjid. Pada lantai 9 dan 10 juga terdapat pasar dan toko-toko yang menjual berbagai macam souvenir dan juga ada semacam Foodcourt yang menjajakan makanan dan minuman cepat saji.
Sekitar jam 10 pagi saya bersama teman-teman melanjutkan perjalanan ke Sendang Biru. Namun sebelum sampai disana saya melihat ada papan petunjuk yang menunjukkan arah ke Sendang Biru dan Goa Cina. Rasa penasaran mulai menyelimutiku dan teman serombongan, makanya kita memutuskan untuk pergi ke Goa Cina dulu.
2. Goa Cina
Sesampainya di Goa Cina saya melihat pemandangan yang begitu indah. Disana saya melihat pasir putih dan deburan ombak beserta pulau-pulau kecil yang begitu indah, dengan langit yang cerah kita dapat melihat perpaduan warna yang begitu sempurna yang membuat kita tidak mau pergi dari tempat tersebut.
Disalah satu sisi pantai nan jauh disana kita bisa lihat deburan ombak laut selatan yang begitu ganas menerjang karang. Air laut yang jernih dan bersih menambah keindahan pantai di Goa Cina.
Dapat Anda lihat pulau kecil pada gambar diatas, disanalah letak Goa Cina berada. Tidaklah sulit untuk menjangkau Goa Cina tersebut. Menurut legenda, awal mula nama Goa Cina muncul pada tahun 1930 dimana ada seorang berkebangsaan Cina yang bertapa didalam goa selama bertahun-tahun hingga orang tersebut hilang (mukso) didalam goa sehingga sampai sekarang masyarakat sekitar menamai goa tersebut dengan nama "Goa Cina"
Sekitar jam 12 siang, kami berkemas dan melanjutkan perjalanan ke Sendang Biru. Jarak antara Sendang Biru dan Goa Cina tidak terlalu jauh sehingga kita bisa menghemat waktu dan lebih leluasa menikmati keindahan alam di Goa Cina. Sesampainya di Sendang Biru kita bisa melihat banyak perahu yang bisa kita sewa untuk mengantarkan kita ke Pulau Sempu.
3. Pulau Sempu
Di Sendang Biru kita bisa melihat banyak penjual makanan dan minuman disana. Kami sempat membeli bakso dan es kelapa muda sambil menikmati keindahan alam di Sendang Biru. Sekitar jam 5 sore, setelah menyewa perahu kita pun mulai menyeberang. Jangan lupa untuk minta nomer handphone pada penyewa perahu tersebut sehingga pada saat kita kembali dari Pulau Sempu bisa dijemput oleh perahu yang kita sewa tadi.
1. Masjid Tiban
Kami langsung masuk gerbang Masjid Tiban dan menuju tempat parkir dibelakang masjid. Kami serombongan tiada hentinya berdecak kagum disaat mengitari masjid tersebut. Disaat kami sudah sampai di parkiran belakang masjid, kami melihat sebuah bangunan dengan seni kaligrafi yang sangat bagus. Kami sempat foto-foto didepan bangunan tersebut...hehehe..*Narsis dulu...*
Kemudian kami bergegas masuk ke dalam masjid karena kami tidak sabar masuk kedalam masjid. Namun, mata kami sempat tertuju pada tulisan yang terletak didepan pintu belakang masjid tersebut. Kami sempat tertegun dengan adanya tulisan tersebut : "Harta itu Jembatan, Bukan Tujuan" dan "Hidup itu Ujian, Bukan Tujuan". Makna yang sangat dalam artinya bila kita sanggup merasakannya.
Pada salah satu lantai Masjid Tiban ini juga terdapat akuarium raksasa yang tentunya menambah pesona keindahan masjid. Pada lantai 9 dan 10 juga terdapat pasar dan toko-toko yang menjual berbagai macam souvenir dan juga ada semacam Foodcourt yang menjajakan makanan dan minuman cepat saji.
Sekitar jam 10 pagi saya bersama teman-teman melanjutkan perjalanan ke Sendang Biru. Namun sebelum sampai disana saya melihat ada papan petunjuk yang menunjukkan arah ke Sendang Biru dan Goa Cina. Rasa penasaran mulai menyelimutiku dan teman serombongan, makanya kita memutuskan untuk pergi ke Goa Cina dulu.
2. Goa Cina
Sesampainya di Goa Cina saya melihat pemandangan yang begitu indah. Disana saya melihat pasir putih dan deburan ombak beserta pulau-pulau kecil yang begitu indah, dengan langit yang cerah kita dapat melihat perpaduan warna yang begitu sempurna yang membuat kita tidak mau pergi dari tempat tersebut.
Selain kita disuguhi pemandangan yang sangat mempesona, kita juga dapat bermain dan berenang dipinggir pantai dengan pasir putih yang lembut. Disana kita dapat juga menjumpai pantai yang menghijau karena ditumbuhi lumut namun tidak licin kalau kita lalui, seperti hamparan karpet hijau yang dibentangkan dipinggir pantai. Sungguh pemandangan yang eksotik.
Disalah satu sisi pantai nan jauh disana kita bisa lihat deburan ombak laut selatan yang begitu ganas menerjang karang. Air laut yang jernih dan bersih menambah keindahan pantai di Goa Cina.
Dapat Anda lihat pulau kecil pada gambar diatas, disanalah letak Goa Cina berada. Tidaklah sulit untuk menjangkau Goa Cina tersebut. Menurut legenda, awal mula nama Goa Cina muncul pada tahun 1930 dimana ada seorang berkebangsaan Cina yang bertapa didalam goa selama bertahun-tahun hingga orang tersebut hilang (mukso) didalam goa sehingga sampai sekarang masyarakat sekitar menamai goa tersebut dengan nama "Goa Cina"
Sekitar jam 12 siang, kami berkemas dan melanjutkan perjalanan ke Sendang Biru. Jarak antara Sendang Biru dan Goa Cina tidak terlalu jauh sehingga kita bisa menghemat waktu dan lebih leluasa menikmati keindahan alam di Goa Cina. Sesampainya di Sendang Biru kita bisa melihat banyak perahu yang bisa kita sewa untuk mengantarkan kita ke Pulau Sempu.
3. Pulau Sempu
Di Sendang Biru kita bisa melihat banyak penjual makanan dan minuman disana. Kami sempat membeli bakso dan es kelapa muda sambil menikmati keindahan alam di Sendang Biru. Sekitar jam 5 sore, setelah menyewa perahu kita pun mulai menyeberang. Jangan lupa untuk minta nomer handphone pada penyewa perahu tersebut sehingga pada saat kita kembali dari Pulau Sempu bisa dijemput oleh perahu yang kita sewa tadi.
Perjalanan antara Sendang Biru dan Pulau Sempu hanya membutuhkan waktu selama 15 menit menggunakan perahu sewa. Sesampainya di pinggir pantai Pulau Sempu kita akan melihat banyak pohon bakau yang masih alami tumbuh subur disana. Kemudian kita akan masuk hutan melalui jalan setapak sampai ketemu danau Segara Anakan yang ada ditengah pulau tersebut. Perjalanan melintasi hutan tersebut hanya membutuhkan waktu sekitar 1 - 2 jam dari pinggir pantai Pulau Sempu sampai ke Segara Anakan. Jalan setapak yang kita lalui tidaklah terlalu sulit karena topografi di pulau tersebut termasuk kategori ringan.
Sesampainya di Segara Anakan hari sudah gelap sehingga kita langsung mendirikan tenda di pinggir danau Segara Anakan. Keesokan harinya disaat matahari mulai terbit barulah kita melihat keindahan alam Pulau Sempu yang sesungguhnya. Sungguh luar biasa indah, kita bisa melihat danau yang berwarna hijau dan airnya yang jernih sehingga kita bisa melihat ikan-ikan yang berenang dan karang yang ada didasar danau.
Melihat begitu jernih airnya maka tak kuasa kami menahan diri untuk menjeburkan diri berenang di danau Segara Anakan.
Disisi lain Pulau Sempu kita bisa melihat laut lepas dengan deburan ombak yang memukau. Disana kita bisa melihat sekumpulan lumba-lumba (Dolphin) berenang di lautan lepas. Sungguh pemandangan yang menakjubkan.
Setelah dirasa cukup puas kita menikmati keindahan alam di Segara Anakan, kita pun segera bergegas merapikan tenda dan perbekalan untuk persiapan kembali pulang. Sekitar jam 9 pagi kita mulai melakukan perjalanan kembali melintasi hutan di Pulau Sempu. Kurang lebih sekitar jam 10 pagi kita sudah sampai dipinggir pantai Pulau Sempu dan kita segera menelepon pemilik perahu yang kita sewa kemarin. Tidak menunggu lama perahu kita pun sudah kelihatan menjemput kami dan kami segera kembali ke Sendang Biru.
Setelah sampai di Sendang Biru, kita pun bisa mandi dan membeli makanan ringan. Setelah semua mandi kita pun pergi ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) untuk membeli ikan hasil tangkapan nelayan dan Anda harus bisa menawar harga kalau ingin membeli ikan disana. Ikan yang kita beli bisa langsung dibawa ke rumah makan didekat TPI untuk dimasak dan disantap bersama-sama.
Sekitar jam 1 siang kita pun bergegas untuk kembali pulang dan sekitar jam 3 sore kita pun dah sampai di Malang Kota. Perjalanan dari Sendang Biru ke Malang sebenarnya hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam dan jalan yang dilalui sudah bagus sehingga perjalanan menjadi lancar.
Semoga pengalaman ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengisi liburan. Namun, ada hal yang mengusik kami selama liburan ditempat-tempat tersebut adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat dan pengunjung akan membuang sampah pada tempatnya. Banyak sekali sampah yang mengotori areal wisata tersebut sehingga semakin lama akan semakin tidak indah lagi.
Selamat liburan. Happy Holiday.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar