Rabu, 20 Agustus 2014

Pantai Labuhan Haji, Lombok - Nusa Tenggara Barat


Berwisata di Pulau Lombok, NTB seakan tak pernah ada habisnya. Banyak sekali tempat-tempat yang indah dan cocok kita gunakan untuk bersantai bersama keluarga. Saat musim liburan sekolah misalnya, kita bisa mengajak anak-anak kita untuk berwisata di pantai. Pantai Labuhan Haji Lombok bisa menjadi alternatif buat kita untuk sekedar melepas penat dimana Anda akan disuguhi pemandangan alam yang sangat indah di pantai Labuhan Haji ini. 


Pagi hari, disana kita bisa melihat para nelayan yang sedang menyandarkan perahunya setelah menangkap ikan dan mereka membawa hasil tangkapan ikannya untuk konsumsi keluarganya, sebagian dari tangkapan ikan nelayan dijual di tempat pelelangan ikan. Anak-anak nelayan sedang bermain bola di pinggir pantai dengan riang. Sungguh pemandangan yang sayang dilewatkan.


Oleh sebab itu, pemerintah daerah setempat seharusnya lebih memperhatikan tentang pengelolaan pantai di Labuhan Haji Lombok ini sehingga wisatawan yang berkunjung kesana bisa lebih nyaman saat menikmati pemandangan alam. Para wisatawan juga JANGAN sembarangan membuang sampah atau buanglah sampah pada tempat yang telah disediakan.

SEJARAH LABUHAN HAJI

Labuhan haji terletak sekitar 7 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Lombok Timur di Selong. Berdasarkan sejarah, daerah ini dinamakan sebagai Labuhan Haji karean pada zaman pendudukan Belanda dan Jepang, masyarakat Lombok memanfaatkan pantai Labuhan Haji ini sebagai tempat awal berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekah. Pada masa itu alat transportasi belum secanggih sekarang dan masih dominan melalui perairan laut menggunakan kapal layar. Calon haji harus berjuang di laut dan setidaknya membutuhkan tiga bulan perjalanan dalam sekali kesempatan pergi berhaji untuk sampai ke tanah suci Mekah.

Selain untuk pergi berhaji, pelabuhan ini berfungsi pula sebagai pintu masuk para pedagang keturunan Cina ke wilayah Lombok. Usaha mereka tergolong sukses dan banyak diantara mereka memutuskan untuk menetap. Hal ini bisa dilihat dari sebagian bangunan dan perumahan tua yang ada disekitarnya terlihat memiliki arsitektur khas budaya Cina. Beberapa lokasi kuburan untuk warga keturunan Cina juga dapat ditemukan seperti terlihat pada daerah Panede Gandor, sekitar 500 meter dari pelabuhan. Namun, eksistensi keturunan Cina di tempat ini secara perlahan menghilang dimulai saat peristiwa G 30 S/PKI pada tahun 1965 dimana waktu itu terjadi pembersihan etnis Cina seperti halnya daerah lain.

Sumber Sejarah : Wikipedia



Tidak ada komentar: