Minggu, 25 Agustus 2013

Metode Fumigasi pada Produk Tembakau

Tembakau adalah salah satu produk pertanian sebagai bahan untuk pembuatan rokok. Di Indonesia rokok adalah salah satu sumber devisa terbesar negara yang diperoleh dari bea cukai rokok.

Tembakau dari petani akan diolah disebuah pabrik pengolahan tembakau GLT (Green Leaf Threshing) dan hasil olahan tembakau tersebut biasanya akan diseragamkan kadar air, berat dan packaging-nya. Kemasan biasanya menggunakan carton box. Setelah itu, produk tembakau tersebut akan disimpan dalam waktu lama untuk tujuan fermentasi dan menunggu proses berikutnya pada pabrik Primary Processing. 

Produk tembakau mempunyai musuh alami berupa beetle (serangga) pemakan daun tembakau atau lazim dikenal dengan istilah "Lazio". Oleh sebab itu, diperlukan teknik pemeliharaan yang tepat dan tak jarang akan membutuhkan biaya yang cukup tinggi karena produk tersebut akan disimpan minimal 1-2 tahun  di Long Term Storage (LTS) sebelum diolah ke mesin Primary.

Metode fumigasi yang telah diterapkan oleh pabrik tembakau di Indonesia :
1. Metode Konvesional
         Box-box tembakau akan ditutup atau diselimuti dengan terpal plastik dan didalamnya akan diberi bahan kimia beracun sehingga beetle yang menyerang tembakau akan mati dalam jangka waktu tertentu. Bahan beracun yang digunakan biasanya berupa tablet Phostoxin dan lain-lain. Metode ini masih digunakan oleh pabrik-pabrik besar di Indonesia.
2. Metode "Bettle Trap"
          Menempatkan box tembakau pada suatu ruangan dimana ruangan tersebut sudah diberi jebakan (trap) berupa tablet kecil dan perekat. Biasanya beetle yang memakan daun tembakau akan mendatangi jebakan tersebut dan beetle akan menempel pada perekat yang ada disekeliling tablet trap tersebut.
3. Metode Zat Karbon
          Box tembakau dimasukkan dalam ruangan tertutup (chamber) dan ruangan tersebut akan dialiri karbondioksida (CO2) dengan tingkatan tertentu. Gas CO2 tersebut sebelumnya sudah dipurifikasi terlebih dahulu. Belum ada penelitian yang menjelaskan CO2 tersebut akan mempengaruhi aroma atau kualitas dari tembakau setelah fumigasi dengan metode ini.
4. Metode "Zero Oxygen"
           Box tembakau dimasukkan dalam ruangan tertutup (chamber) dan ruangan tersebut akan dialiri oleh Nitrogen dan kandungan gas Oksigen dalam chamber akan disedot atau ditarik keluar chamber. Fumigasi metode ini memang cukup efektif karena tidak hanya beetle yang memakan tembakau saja yang mati tapi semua organisme hidup yang ada dalam chamber. Metode ini tidak mempengaruhi aroma maupun kualitas tembakau sehingga cukup aman digunakan. Diluar negeri sudah banyak yang menggunakan sistem seperti ini, namun di Indonesia hanya ada 1 pabrik pengolahan tembakau yang menggunakan fumigasi ini.
5. Metode "Vaccum dan Seal"
           Metode ini sebenarnya sangat sederhana sistemnya. Box tembakau hasil proses produksi ditumpuk (biasanya 3 tumpuk) kemudian dimasukkan disebuah kantong plastik khusus kemudian diberi vaccum dan seal (direkatkan dengan sedikit panas). Metode ini banyak kita lihat pada bungkus snack/produk makanan. Metode ini diaplikasikan pada saat setelah tembakau hasil olahan dikemas dalam box dan harus sesegera mungkin di-seal karena apabila beetle masuk maka akan tetap hidup didalam kantong khusus tersebut setelah di-seal.

Semoga bermanfaat.


Selasa, 20 Agustus 2013

Prediksi kualitas tembakau tahun 2013

Petani tembakau di tahun 2013 ini resah dimana cuaca di tahun ini sangatlah mengkhawatirkan. Petani tembakau berharap musim penghujan segera berakhir dan berganti musim kemarau. Pada bulan Juni  yang lalu curah hujan cukup tinggi, Juli curah hujan menurun tidak setinggi Juni dan diawal Agustus curah hujan kembali naik lagi. Saat petani mulai menanam bibit tembakau dilahan (sekitar bulan Juni) curah hujan tinggi sehingga banyak tembakau mati dan di beberapa daerah ada lahan tembakau yang tenggelam terkena banjir.

Pada awal bulan Agustus disaat petani sudah mulai panen malah hujan masih tinggi sehingga banyak tanaman tembakau yang lekes atau daun tembakau berwarna kekuningan dan hampir mati. Dengan kondisi tersebut diharapkan petani tidak memanen dengan membabi buta. 

Untuk mendapatkan kualitas tembakau yang bagus adalah pada saat daun tembakau berwarna Ngantel atau hijau kekuningan. Upayakan untuk menyelamatkan posisi daun tengah-atas tembakau karena disana-lah pundi-pundi uang dihasilkan. Bagaimana dengan daun bawah??? Petani harus berani ambil resiko untuk tidak petik daun bawah (1-10 daun) dengan membiarkan kering di pohon. Kenapa?? Karena daun bawah tersebut mengandung kadar air yang cukup tinggi sehingga hasil rendemen yang diperoleh tidak sesuai dengan biaya yang harus dikeluarkan.

Pada pertengahan Agustus 2013 ini curah hujan sudah mulai sedikit bahkan sudah jarang sekali turun hujan dan cenderung panas sehingga diharapkan kualitas tembakau lebih bagus dibanding tahun 2010. Pada tahun 2010 yang lalu curah hujan tinggi dari awal tanam sampai dengan panen sehingga kualitas tembakau sangat jelek dan semua perusahaan rokok terkena dampak yang signifikan karena tidak mendapatkan tembakau dengan kualitas yang diinginkan.

Pada tahun 2011, curah hujan cukup tinggi tapi masih lebih rendah dibanding 2010. Petani tembakau enggan untuk menanam tembakau karena dampak dari tahun 2010 yang petani merugi sangat banyak sehingga tembakau langka di pasaran dan harga tembakau melambung tinggi. Banyak sekali makelar tembakau yang masih berusaha mencari untung tinggi dengan memainkan harga sehingga harga tembakau sangat tinggi diluar batas kewajaran. Perusahaan rokok dengan modal besar akhirnya beralih untuk mulai mendatangkan tembakau dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan stoknya dimana harga dipasaran luar lebih rendah dibandingkan dalam negeri.

Pada tahun 2012, curah hujan sedikit dan kualitas tembakau sangat bagus. Petani tembakau yang terpukau dengan harga di tahun 2011 mulai menanam tembakau besar-besaran karena mengharapkan untung yang besar apabila harga masih sama dengan 2011. Hal itu dipicu juga oleh spekulan-spekulan tembakau yang juga ingin mendapatkan hasil untung lebih tinggi. Perusahaan tembakau yang punya modal tinggi juga masih impor tembakau untuk antisipasi anomali cuaca 2012. Oleh sebab itu, terjadi over supply hasil panen tembakau ditahun 2012 dan harga yang diharapkan tidak tercapai bahkan harga dipasaran dalam negeri lebih rendah dibanding pasaran diluar negeri. 

Pada tahun 2013 ini, dengan curah hujan yang mulai sedikit pada saat panen diharapkan kualitas tembakau lebih bagus dibanding 2010 dan 2011 tapi prediksi kualitas tidak lebih bagus dibanding 2012. Petani tembakau diharapkan lebih optimis lagi di tahun 2013 ini dan semoga makelar tembakau tidak mengambil untung yang tinggi di tahun ini sehingga petani tembakau di Indonesia lebih sejahtera.

Untuk lebih meningkatkan kesejahteraan petani tembakau di Indonesia dianjurkan untuk mengikuti program kemitraan yang dikeluarkan oleh perusahaan tembakau sehingga memutus rantai penjualan tembakau yang terlalu panjang dengan adanya makelar tembakau.

Budidaya Tembakau Rajangan (Part 2)


IV.  Pemeliharaan

1. Pemupukan I
Gunakan: pupuk starter ZA atau KNO3 (pupuk dengan kandungan N tinggi)
-    Dosis 5 gr/tanaman
-    Gunakan gelas ukuran
-    Larutan disiramkan dekat tanaman

2. Pemupukan II
Menempatkan pupuk dekat akar
-    Dosis
-    Letakkan diantara dua tanaman
-    Gunakan cangkul

3. Pengendalian hama dan penyakit
a.  Routine I
-    Menggunakan pestisida sesuai dosis
-    Merata pada seluruh bagian tanaman
b. Routine II
-    Bila ada gejala serangan hama atau penyakit segera lakukan pengendalian.
c. Routine lanjutan
-    Dilakukan apabila serangan telah mencapai ambang populasi, dalam hal ini jenis dan intensitas serangan.
4.  Pengairan
      a. Memasukkan air dalam areal pertanaman setelah stress periode.
           -    Setinggi ¾ guludan, setelah selesai segera buang air hingga tuntas 
     b. Memasukkan air dalam areal pertanaman
           -    Setinggi ½ guludan, air segera dibuang dengan asumsi serapan air mencapai ¾ guludan 
     c. Pengairan lanjutan
           -    Setinggi ½ guludan
 

 5.  Gebuh
 a.  Gebuh I
        -    Gebuh dalam guludan, sisi kanan & kiri hingga diperoleh tanah yang gembur disekitar tanaman
        -    Buka lapisan padat pada parit, dan angkat ke atas guludan
        -    Hasil guludan akan membentuk huruf V antar gulud (untuk single row)
    b. Gebuh II
        -    Intinya untuk membersihkan gulma & menggemburkan tanah
    c. Gebuh III
        -    Intinya untuk memberihkan gulma & menggemburkan tanah serta menghilangkan lapisan tanah yang keras

6. Topping dan Succering
 Yaitu: membuang ujung tanaman & memberikan zat penghambat tumbuhnya suli
     -    Jumlah daun antara 18 – 22 lembar
     -    Untuk tanaman yang seragam cukup 2x ulangan
     -    Setelah 1 minggu setelah topping segera berikan zat penghambat suli ± 12 ml/L
     -    Pemberian dengan aplikator, terutama pada 3 titik ketiak daun paling atas
    -   Bila masih banyak suli yang keluar lakukan ulangan

V. Panen

Pemetikan
a. Petik daun bawah
          -    2 – 3 lembar daun bawah dibiarkan kering lahan
          -    Petik 2 – 3 lembar daun diatas yang dijadikan kering lahan
          -    Daun hijau tua agak kuning
          -    Gulung dengan goni

Kering Pohon
b. Petik daun tengah
          -    Petik 2 – 3 lembar daun
          -    Daun kekuking-kuningan
          -    Gulung dengan goni
c. Petik daun dada
          -    Petik 3 – 4 lembar daun
          -    Daun kekuking-kuningan
          -    Gulung dengan goni
d. Petik daun atas
          -    Petik 3 – 4 lembar daun
          -    Daun kekuning-kuningan
          -    Gulung dengan karung goni

 VI. Pasca  Panen

1. Sortasi
Yaitu : memisahkan daun tembakau berdasarkan warna
    -    Pilah antara daun hijau kekuningan dengan daun yang kuning (masak)
 2. Pemeraman
 Yaitu memeram daun tembakau sampai warna dau sesuai dengan yang diinginkan (hijau kekuningan atau kuning)
    -   Meletakkan daun berdiri berjajar
    -   Menata daun sedemikian rupa kemudian dilipat & ditaruh di widik ±  20 – 25 kg/widik
 3. Peret / buang gagang
Yaitu membuang sebagian gagang daun tembakau
   -   Membuang 2/3 gagang, untuk rajang halus
   -   Membuang 1/3 gagang, untuk rajang kasar
   -   Timbang hasil peretan (daun lamina)
4.  Rajang
  Yaitu merajang daun tembakau sesuai ukuran yang diinginkan, dalam hal ini rajang kasar atau rajang halus
   -   Ukuran hasil rajang ± 1 – 2 ml untuk rajang halus
   -   Ukuran hasil rajang ± 3 – 4 ml untuk rajang kasar
   -   Kapasitas rajang berkisar antara 30 kg perjam tiap orang rajang
 5. Ret ret
Yaitu meletakan hasil rajang diatas widik sedemikian rupa hingga rata
   -   Kapasitas widik ± 4 kg
   -   Tebal tipisnya memperhatikan cuaca saat itu

Hasil rajang di ret-ret diatas widik
6. Jemur
   -   Jemur hasil ret-ret, pembalikan pada jam 12 siang
   -   Sore hari, rangkap jemuran 3 – 4 widik jadi 1
   -   Mengeringkan gagang yang mungkin belum kering
 7. Pelemasan
Yaitu melemaskan tembakau kering hasil rajang sehingga tidak hancur waktu digulung
   -    Pelemasan dilakukan malam hari (banyak embun)
   -    Setelah lemas lakukan penggulungan
 8. Pengebalan
Yaitu mengebal hasil pelemasan (pengemasan)
   -    Gulungan hasil pelemasan kita pisahkan berdasarkan warna
   -    Lakukan penimbangan sehingga tiap bal beratnya rata-rata sama
   -    Ukuran hasil pengebalan :
-    Panjang : ± 90 cm
-    Lebar : ± 60 cm
-    Tebal : ± 50
-    Berat : 40 – 50 kg