Tembakau adalah salah satu produk pertanian sebagai bahan untuk pembuatan rokok. Di Indonesia rokok adalah salah satu sumber devisa terbesar negara yang diperoleh dari bea cukai rokok.
Tembakau dari petani akan diolah disebuah pabrik pengolahan tembakau GLT (Green Leaf Threshing) dan hasil olahan tembakau tersebut biasanya akan diseragamkan kadar air, berat dan packaging-nya. Kemasan biasanya menggunakan carton box. Setelah itu, produk tembakau tersebut akan disimpan dalam waktu lama untuk tujuan fermentasi dan menunggu proses berikutnya pada pabrik Primary Processing.
Tembakau dari petani akan diolah disebuah pabrik pengolahan tembakau GLT (Green Leaf Threshing) dan hasil olahan tembakau tersebut biasanya akan diseragamkan kadar air, berat dan packaging-nya. Kemasan biasanya menggunakan carton box. Setelah itu, produk tembakau tersebut akan disimpan dalam waktu lama untuk tujuan fermentasi dan menunggu proses berikutnya pada pabrik Primary Processing.
Produk tembakau mempunyai musuh alami berupa beetle (serangga) pemakan daun tembakau atau lazim dikenal dengan istilah "Lazio". Oleh sebab itu, diperlukan teknik pemeliharaan yang tepat dan tak jarang akan membutuhkan biaya yang cukup tinggi karena produk tersebut akan disimpan minimal 1-2 tahun di Long Term Storage (LTS) sebelum diolah ke mesin Primary.
Metode fumigasi yang telah diterapkan oleh pabrik tembakau di Indonesia :
1. Metode Konvesional.
Box-box tembakau akan ditutup atau diselimuti dengan terpal plastik dan didalamnya akan diberi bahan kimia beracun sehingga beetle yang menyerang tembakau akan mati dalam jangka waktu tertentu. Bahan beracun yang digunakan biasanya berupa tablet Phostoxin dan lain-lain. Metode ini masih digunakan oleh pabrik-pabrik besar di Indonesia.
2. Metode "Bettle Trap"
Menempatkan box tembakau pada suatu ruangan dimana ruangan tersebut sudah diberi jebakan (trap) berupa tablet kecil dan perekat. Biasanya beetle yang memakan daun tembakau akan mendatangi jebakan tersebut dan beetle akan menempel pada perekat yang ada disekeliling tablet trap tersebut.
3. Metode Zat Karbon
Box tembakau dimasukkan dalam ruangan tertutup (chamber) dan ruangan tersebut akan dialiri karbondioksida (CO2) dengan tingkatan tertentu. Gas CO2 tersebut sebelumnya sudah dipurifikasi terlebih dahulu. Belum ada penelitian yang menjelaskan CO2 tersebut akan mempengaruhi aroma atau kualitas dari tembakau setelah fumigasi dengan metode ini.
4. Metode "Zero Oxygen"
Box tembakau dimasukkan dalam ruangan tertutup (chamber) dan ruangan tersebut akan dialiri oleh Nitrogen dan kandungan gas Oksigen dalam chamber akan disedot atau ditarik keluar chamber. Fumigasi metode ini memang cukup efektif karena tidak hanya beetle yang memakan tembakau saja yang mati tapi semua organisme hidup yang ada dalam chamber. Metode ini tidak mempengaruhi aroma maupun kualitas tembakau sehingga cukup aman digunakan. Diluar negeri sudah banyak yang menggunakan sistem seperti ini, namun di Indonesia hanya ada 1 pabrik pengolahan tembakau yang menggunakan fumigasi ini.
5. Metode "Vaccum dan Seal"
Metode ini sebenarnya sangat sederhana sistemnya. Box tembakau hasil proses produksi ditumpuk (biasanya 3 tumpuk) kemudian dimasukkan disebuah kantong plastik khusus kemudian diberi vaccum dan seal (direkatkan dengan sedikit panas). Metode ini banyak kita lihat pada bungkus snack/produk makanan. Metode ini diaplikasikan pada saat setelah tembakau hasil olahan dikemas dalam box dan harus sesegera mungkin di-seal karena apabila beetle masuk maka akan tetap hidup didalam kantong khusus tersebut setelah di-seal.
Semoga bermanfaat.