Kamis, 07 Juli 2011

Teknik Budidaya Tembakau Rajangan (Part 1)



Tembakau Rajangan adalah istilah untuk tembakau asli Indonesia yang dihasilkan dari daun tanaman tembakau yang dirajang menggunakan alat tradisional pada tiap daerah budidaya tembakau Indonesia. Biasanya ukuran potongan hasil rajang dan pisau yang digunakan untuk merajang pun berbeda pada tiap daerah.


Budidaya tembakau rajangan sebenarnya sudah ada pada jaman penjajahan Belanda namun masih diterapkan secara konvensional tanpa ada teknologi yang tepat. Oleh sebab itu, untuk menghasilkan tembakau rajangan dengan kualitas bagus maka ada langkah-langkah yang harus diperhatikan sebagai berikut :

I. Pembibitan
1. Pemilihan Lahan Bedengan 
     Ketentuan tanah untuk keperluan bedengan :
a. Dekat dengan sumber air serta sistem drainase baik
b. Bukan bekas tanaman se-famili (cabe, tomat, dll)
c. Bebas dari naungan (pohon, dll)
2. Pembuatan Bedengan
a. Babat jerami dan sanitasi lingkungan
-  Usahakan sebersih mungkin
b. Pembuatan got keliling
-  Ukuran ± 40 x 40 cm. Usahakan sesuaikan dengan cuaca, kalau curah hujan tinggi maka got keliling harus lebih dalam agar air hujan bisa langsung terbuang (tidak tergenang di bedengan)
c. Bajak tanah I
- Tanah agak kering dan kedalaman ± 30 cm
d. Bajak tanah II
- Tanah jadi gembur dan rata
e. Bentuk bedengan dengan cangkul 
     Ketentuan bedengan antara lain :
-    Panjang bedengan 12.5 m
-    Lebar atas bedengan 1 m dan lebar bawah 1.2 m
-    Jarak antar bedengan 0.6 m
-    Tinggi bedengan 0.3 m
-    Permukaan bedengan halus dan rata
-    Jemur bedengan bila cuaca panas dan tutup bedengan dengan cover plastik bila hujan
3. Persiapan Alat dan Bahan
a. Buat alat dan bahan
-    Plengkung bambu panjang 1.2 m
-    Patok bambu panjang ± 30 cm
-    Sabun cair atau gel
-    Sekam padi ± 4 kg / bedengan
4. Pemupukan Bedengan 
     a. Sebar rata pupuk
-    NPK bedengan 3 kg / bedengan (kedalaman 5 cm)
b. Sebar rata pestisida
-    Petrofur 100 gr / bedengan
5. Sebar Benih
a. Siram dengan larutan fungisida (cupravit 2 gr/L)
-    Perlakuan benih di rendam selama 48 jam & tiriskan selama 24 jam
-    Sebar benih
b. Siram dengan gembor hingga basah ± 15 gembor
-    Dosis benih 1.8 gr / bedengan (terbagi jadi 2 bungkus)
-    Gunakan sabun cair dan aduk sampai merata
c. Siram dengan larutan fungisida (Ridomil gold Mz 2 gr/L)
-    Pemakaian seeding boom dengan kedudukan horizontal, setiap benih disebar dengan arah berlawanan serta bilas dengan air.
d. Tutup dengan sekam padi sampai rata
-    Mulsa sekam padi disebar merata diatas bedengan
e. Semprot dengan larutan insektisida (Convidor 5 wp) 2 gr/L
6. Pemasangan Cover
a. Pasang plengkung bambu & patok
b. Pasang cover plastik
c. Pasang tali sistem silang
 7. Siram
Siram dengan gembor dari ujung bedengan ke  ujung bedengan (perlu diperhatikan dan mengenai kelembaban terutama pada saat cuaca hujan)
-    3 kali sehari 4 – 6 gembor jam 9,12 & 15
-    2 kali sehari 4 – 6 gembor jam 9 &15
-    1 kali sehari 8 gembor jam 9
-    1 kali per 9 hari, 8 gembor jam 15
-    Tanpa siram (Hardening)
-    Jika layu dibawah jam 10 pagi, lakukan penyiraman secukupnya      
8. Hardening
Sistem buka &tutup cover
-    Tutup penuh ( 0 – 14 hari setelah tanam )
-    Buka hingga jam 10 pagi ( 14 – 21 hari setelah tanam )
-    Buka hingga jam 12 siang ( 21 – 30 hari setelah tanam )
-    Buka hingga sore
-    Buka penuh, tutup jika terjadi hujan
9. Hitung Populasi
a. Menghitung secara acak
-    Menggunakan feet
b. Mengurangi populasi bibit tiap bedengan atau dipindahkan ke bedengan yang populasinya jarang
-    Mengambil sampel minimal 3 ulangan tiap bedengan
-    Populasi rata-rata 45 bibit / feet
10. Top Dressing
Yaitu pemberian pupuk KNO3 yang dilarutkan dalam air
-    Besar daun bibit sebesar kuku ibu jari
-    Dosis pupuk KNO3 50 gr/bedengan
-    Bilas dengan air secukupnya
11. Clipping
Yaitu potong sebagian daun dari areal pembibitan
-    Alat potong (gunting, pisau, dll) harus disterilkan menggunakan formalin
-    Potong 3/4 daun bibit
-    Sesering mungkin mensterilkan alat potong dengan larutan formalin
-    Ulangi perlakuan klipping jika pertumbuhan bibit sangat cepat
12. Pest Control
Yaitu penyemprotan dengan sprayer
-    Gunakan fungisida Ridomil MZ dengan dosis 2 gr/L
-    Insektisida Convidor dengan dosis 2 gr/L
-    Pergunakan insektisida seminimal mungkin
13. Management sebelum cabut
a. Klipping 1 minggu sebelum cabut
-    Kegiatan seperti klipping lanjutan
b. Semprot dengan pestisida
-    Semprot dengan insektisida
c. Siram bedengan sampai benar-benar basah
-    Siram sampai basah, minimal sedalam masuknya akar kedalam tanah
14. Cabut Bibit
Pilih bibit standart
-    Cabut pilih bibit yang baik dansehat
-    Akar tidak rusak & masih ada tanah yang terikut
-    Cabut bibit yang besar-besar dahulu
-    Batang cukup keras, perakaran banyak
-    Panjang bibit ± 15 – 18 cm
15. Management setelah cabut
a. Siram bedangan hingga basah
-    Siram merata pada permukaan bedengan
-    Bibit yang roboh di berdirikan / ditanam dibedengan
b. Top dressing
-    Siram laruan KNO3 dengan dosis 50 gr/bedengan, bilas dengan air secukupnya
c. Klipping
-    Klipping dilakukan ± 1 minggu setelah top dressing
-    Bibit siap cabut ± 1 minggu setelah klipping
-    Semprot dengan sprayer
-    Gunakan fungisida Ridomil MZ dengan dosis 2 gr/L
-    Insektisida Convidor dengan dosis 2 gr/L
-   Pergunakan insektisida seminimal mungkin

II.  Persiapan Lahan

1. Persiapan Lahan
a. Pembuatan got
-    Got keliling dengan ukuran 40 x 40 cm. Usahakan sesuaikan dengan cuaca, kalau curah hujan tinggi maka got keliling harus lebih dalam agar air hujan bisa langsung terbuang (tidak tergenang)
b. Pembersihan jerami
-    Jerami dipotong sampai permukaan tanah
c. Bajak tanah I
-    Bajak merata, kedalaman tidak kurang dari 30 cm
d. Bajak tanah II
-    Bajak II dilakukan dengan memotong arah bajak I, agar tanah gembur
2.  Pembuatan Guludan
a. Ratakan tanah
-    Kondisi tanah cukup matang & rata
b. Pemberian dolomit
-    Disebar dalam barisan tempat tanaman nanti
c. Pemupukan NPK danSP36
-    Disebar dalam barisan tempat tanaman nanti
d. Bentuk guludan
-    Ukuran jarak menggunakan stik bambu dan tali
-    Arah guludan berlawanan dengan arah kemiringan lahan
-    Tinggi guludan ± 30 cm
-    Jarak antar gulud :
      a. Trame line 110 x 90 x 50 cm
Sistem Trame Line
      b. Single row 80 x 100 cm
Sistem Single Row

III. Penanaman dan Sulam

1. Penanaman
a. Seleksi Bibit
-    Bibit sehat, batang keras & perakaran banyak
-    Gunakan bibit yang seragam
b. Penanaman
-    Tanam sedalam leher bibit
c. Tanam basah
-    Masukan air sampai 2/3 tinggi gulutan sebelum tanam
-    Setelah selesai tanam, air segera dibuang, jangan sampai ada yang menggenang
d. Tanam kering
-    Siram tiap lubang tanam ± 5 L / lubang
-    Setelah tanam siram secukupnya agar melekat pada tanah
-    Tutup lubang tanam dengan tanah kering
2. Sulam
a. Tandai tanaman yang mati
-    Gunakan bibit yang sehat yang telah ada di guludan (mata lima)
-    Gunakan se-varietas
b. Siram hingga basah ± 2 L / lubang
c. Tanam sulaman & tutup kembali dengan tanah kering