HARVESTING - CURING - BALLING TECHNOLOGY
Harvesting
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari (hindari dari sinar matahari langsung), taruh ditempat teduh. Pemanenan pada daun bawah sebaiknya petik hijau, untuk daun tengah petik ngantel dan untuk daun atas petik masak. Hal ini berkaitan dengan randemen yang nanti akan dihasilkan setelah dilakukan pengovenan. Pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan tikar. Hindari pemakaian bahan-bahan plastik saat pemanenan untuk menghindari timbulnya NTRM.
Untuk menjaga kualitas hasil pengovenan dan efisiensi bahan bakar pada saat pengovenan, untuk setiap hektarnya panen dilakukan 6 kali petik. Sedangkan 4-5 daun terbawah dibiarkan di pohon sebagai KL.
Gelantang
Merupakan tahapan untuk mempersiapkan daun untuk proses pengovenan dan kegiatannya meliputi sortasi daun basah dan mengikat daun pada glantang. Sebaiknya dilakukan sortasi daun basah (sebelum digelantang) untuk memisahkan antara daun yang berwarna hijau dengan yang kuning.
Untuk pengikatan daun di glantang, harus mempunyai warna yang seragam. Jarak antar ikatan dalam 1 glantang harus sama dan seragam. Jarak ikat dari ujung kiri ke ujung kanan juga harus sama untuk menghindari channeling (± 15 cm). Hal ini berkaitan dengan tingkat keberhasilan pengovenan tembakau. Hindari pemakaian tali rafia (bahan plastik) saat pengglantangan untuk menghindari NTRM.
Loading
Merupakan penempatan dan penataan glantang pada rak oven. Penempatan glantang harus sesuai dengan jarak paku pada rak. Daun tembakau yang warnanya agak kehijauan pada rak atas, kekuningan pada rak tengah dan warna kuning pada rak bawah.
Pengisian glantang tidak boleh terlalu padat tapi juga tidak boleh terlalu jarang. Dalam satu oven harus berasal dari petikan daun dan karakter daun yang sama.
Curing (Pengovenan)
Pada tahap curing, hal terpenting adalah mengatur suhu dan kelembaban dalam oven sehingga diharapkan diperoleh krosok yang bermutu. Hasil curing yang baik tidak hanya dipengaruhi oleh pengaturan suhu dan kelembaban saja tapi juga dipengaruhi oleh:
a. Penempatan, pengaturan dan pengisian glantang yang sesuai dengan jarak paku (tidak terlalu padat dan tidak terlalu jarang sesuai dengan kapasitas oven).
b. Pengovenan berasal dari petikan daun dan karakter daun yang sama.
c. Teknik pengovenan dan kondisi oven yang digunakan.
Tahap pengovenan ini sangat tergantung pada:
a. Karakter daun (basah, normal, kering)
b. Stalk posisi daun (semakin tinggi stalk position, proses pengovenan juga semakin lama).
c. Metode pengovenan.
Pelemasan
Tahap pelemasan bertujuan untuk menaikkan kembali kelembaban oven sehingga secara langsung dapat meningkatkan kelembaban daun krosok sehingga krosok menjadi lebih elastis dan tidak mudah hancur saat diturunkan. Dilakukan pada 24-36 jam setelah kompor mati (tergantung stalk position daun). Hal ini dilakukan dengan cara membuka pintu dan jendela ventilasi.
Unloading
Dilakukan dengan menurunkan glantang yang berisi krosok daun tembakau dari dalam oven ke gudang sortasi. Memisahkan glantang antara rak bawah, rak tengah dan rak atas karena biasanya mempunyai index mutu yang berbeda. Sebaiknya dilakukan pada kondisi kelembaban rendah untuk mengurangi tingkat kehancuran daun tembakau.
Rompos
Merupakan kegiatan melepaskan krosok dari glantang. Krosok dipisahkan berdasarkan kelompok A, B, C (sortir kasar sesuai indeks mutu yang sama). Mengikat masing-masing kelompok dalam bentuk bantalan. Satu inkat bantalan berisi + 10 glantang untuk pakan sortasi.
Sortasi
Adalah memisahkan krosok berdasarkan kualitasnya sehingga diharapkan hasil sortasi seragam. Menggunakan sistem rancak dengan memisahkan menjadi 5 kelas (A, B, C, D dan E). pisahkan daun pendek, sedang dan panjang. Sortasi segera dilakukan pada setiap turun oven dan tidak perlu menunggu hingga pengovenan selanjutnya. Sortasi dilakukan di tempat yang terang dan bersih (bebas NTRM).
Bundling
Adalah mengikat krosok sesuai dengan mutunya (seragam mutu dalam 1 bundle).
Mengikat bundle seukuran genggaman tangan orang dewasa (antara 40-50 lembar daun per unting). Tali pengikat menggunakan daun tembakau yang elastis dari mutu yang sama.
Balling (pengebalan).
Pengebalan dilakukan untuk menyatukan tembakau dari kualitas yang sama. Ukuran bak standar yang digunakan dengan panjang 90 cm, lebar 70 cm dan tinggi 35 cm. Berat bal standar gudang antara 60-80 kg/ bal.
Sistem pengebalan terdiri dari :
1 Bundle leaf bale
• Diunting
• Dilakukan pengaturan penataan bundle (stem diluar).
• Menutup bal dengan tikar/ iyute.
Untuk semua kualitas kecuali KL dan kualitas 4, 5, ND untuk posisi daun X dan C
2 Staright laid leaf bale
• Tidak diunting
• Dilakukan pengaturan penataan daunnya (stem diluar)
• Dapat menggunakan tikar/ IUD atau mengikatnya dengan tali.
Untuk kualitas 4, 5, ND untuk posisi daun X dan C
3 String bale
• Diunting
• Dilakukan pengaturan penataan bundle (stem diluar)
• Bale tidak ditutp dengan tikar/ IUD tp hanya menggunakan tali.
Untuk semua kualitas kecuali KL dan kualitas 4, 5, ND untuk posisi daun X dan C
4 Loose leaf
• Tidak dinting.
• Tidak dilakukan pengaturan penataan daunnya.
• Menutup bal dengan tikar.
KL (Kering Lapang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar